UYM: Mencintai Allah dengan Sangat
PPPA Daarul Qur’an menggelar Kajian bulanan PPPA Daarul Qur'an di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Ahad (28/7). Ustaz Yusuf Mansur memulai tausiyahnya pada pukul 09.30 WIB. Pada awal kajiannya, ia mengajak seluruh jamaah yang hadir membuka mushaf Al-Qur'an dan membaca surat Al-Baqarah ayat 164.
"Silahkan buka Qur'annya, juz dua, surat Al-Baqarah ayat 164, kenalin kekuasaannya Allah, kebesarannya Allah, kemampuannya Allah, kenalin apa yang Allah bisa dan sanggup sehingga kita mau mendekatkan diri kita kepada Allah, mau yakin, percaya, tunduk, sujud dan rukuk, mau nurut, mendengar, gak pengen jauh," tuturnya.
UYM sapaan akrabnya menyampaikan, dalam muamalah kepada sesama manusia, jangan sampai memposisikan orang yang memiliki kekuasaan sebagai Tuhan. Dalam keyakinan memang tidak menuhankan manusia, akan tetapi sikap dan prioritas kadang kala lebih condong kepada manusia ketimbang kepada Tuhan, Allah.
"Coba baca, Allah yang ciptain langit dan Bumi, masa kita nggak mau dateng ke Allah? Kalau dekat sama Allah, kemudian duitnya sedikit terus, rugi. Allah ini Maha Kaya, kok kita miskin? Allah Maha Kaya, tapi kita nggak pernah deket sama Allah, gimana mau kecipratan," serunya.
Ustaz Yusuf Mansur pun menambahkan, untuk membuat bumi terang dan gelap, siang dan malam, bagi Allah sangat mudah. Jika manusia yang melakukannya, jangankan bumi, Masjid Istiqlal saja jika mau digelapkan butuh berapa kain hitam untuk menyelimutinya? Bisa jadi, bahan kain di seantero Tanah Abang habis hanya untuk menutup dan menggelapkan Masjid Istiqlal.
Bagi Allah yang mempergilirkan siang dan malam, sangat mudah mengabulkan seluruh doa hambaNya. Hanya saja, si hamba tersebut yang memang sedikit mintanya, sedikit doanya. Malah lebih percaya dan kemudian datang kepada manusia yang diyakini dapat menolong.
"Saudara lihat rumah di pinggir jalan, terus kepengen, minta sama Allah. Sholat, doa, sholat, doa. Lihat betapa saktinya Allah. Pas di hari H, ternyata saudara Allah jdohkan dengan anak gadis pemilik rumah tersebut. Allah, coba, bagaimana Allah bertindak. Saudara mintanya rumah, Allah kasih istri juga, yang kemudian menjadi menantu si pemilik rumah, jadi punya rumah itu kan?" ucapnya.
"Asyadduhubballillaah !" Serunya membaca sepenggal surat Al-Baqarah ayat 165, ia memberikan contoh bagaimana menjadi hamba yang mencintai Allah dengan sangat. Orang-orang yang seperti itu mementingkan Allah dibandingkan dengan dunia dan seisinya.
"Lagi sakit, tapi tetap puasa, ibadah, itu asyadduhubballillaah, karena lebih memilih Allah dan RasulNya. Punya mobil dan motor, mau sedekah, sedekahnya yang mana? Mobil, itu asyadduhubballillaah," imbuhnya menyambung ayat 165 yang tengah dibahas.
Maka, dalam kondisi apapun, mengutamakan Allah itu sangat penting, agar Allah juga mengutamakan hambaNya. Dalam segala hal. Nantinya, Allah juga akan mendegar dan mengabulkan doa si hamba, doa apa saja, macam apa saja.
"Kalau Allah ada, anda nggak kerja juga duit ada, tapi kalau Allah nggak ada, kerja juga duit mah kagak ada. Kenapa kita kerja? Kerja bukan karena kita butuh duit, kerja karena buat ibadah. Ngelayanin orang, bantuin orang, memanfaatkan waktu agar tidak digunakan maksiat, itu namanya ibadah. Tapi kita harus kerja supaya bisa makan? Enggak! Nggak ada urusannya sama makan!," sambungnya.
Pada akhir tausiyahnya, UYM mengajak seluruh jamaah untuk membaca surat Yaasiin, sholawat 100 kali, berdoa dan mendoakan bersama-sama. Ia pun berpesan agar selalu mendawamkan surat Yaasiin, Ar-Rahman, Al-Waqi'ah dan Al-Mulk setiap harinya. Tidak lupa juga sholawat kepada Rasulullah, sekurang-kurangnya 100 kali dalam satu hari. (dio/ara)