Cerita Tentang Dampak Beasiswa Tahfizh PPPA Daarul Qur’an di Ujung Merapi

Cerita Tentang Dampak Beasiswa Tahfizh PPPA Daarul Qur’an di Ujung Merapi
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Achmad Baidhowi Mukhlis, seorang santri Daarul Qur’an tulen sekaligus penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders setingkat S1 pada tahun 2018. Baidhowi menjadi santri Daarul Qur’an sejak duduk di bangku SMP. Tepatnya di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Malang. Bahkan, ia telah berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz dan menjadi peserta Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) pertama dari Malang. 

Ketertarikannya dalam menuntut ilmu yang didorong dengan kepedulian orang tua terhadap pendidikan dan masa depan anaknya, membuat Baidhowi ini tak cukup puas pada pendidikan menengah atas. Ia bertekad untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Keterbatasan ekonomi tak membuatnya berkecil hati, mempersempit cara pandang dan mengurungkan mimpi besarnya untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia berupaya mendaftar beasiswa dari pemerintah atau bernama Bidikmisi pada saat itu dan Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leadera dari PPPA Daarul Qur’an. 

Alhamdulillah, berkah kesungguhan dan dukungan doa serta tirakat kedua orangnya, ia berhasil diterima di UIN Maulana Malik Ibrahim dengan jurusan Manajemen Pendidikan, sekaligus beasiswa dari pemerintah (Bidikmisi) maupun Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ for Leader dari PPPA Daarul Qur’an. 

Kesungguhannya selama menempuh pendidikan di pesantren maupun di sekolah, rupanya menumbuhkan kepiawaiannya dalam leadership dan manajemen organisasi. Ia didapuk menjadi ketua BTQ for Leaders Angkatan 3 Jawa Timur sekaligus tak jarang juga ditunjuk sebagai ketua atau memimpin sebuah event dalam organisasi yang diikuti. Keaktifannya dalam organisasi dan berbagai aktivitas di kampus juga merupakan bagian dari upayanya memenuhi target program Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders dari PPPA Daarul Qur’an. 

Kemampuan leadership dan manajemen organisasi yang terus dilatih, dengan kombinasi ilmu pesantren yang ia tekuni selama bertahun-tahun, ternyata kini membuatnya cakap saat ditempatkan menjadi da’i di Kampung Qur’an Merapi sejak Oktober 2022 lalu. Dari awal menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai da’i, Baidhowi telah pandai menempatkan diri. Ia tak pernah segan untuk berguru dan meminta evaluasi kepada da’i terdahulu yang telah menjadi warga lokal Kampung Qur’an Merapi, atau biasa dikenal dengan Ustadz Aryo. Tak lupa pula selalu bersinergi program bersama PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta untuk pengembangan program dakwah Islam di ujung Merapi. Berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan senantiasa ia ikuti sebagai bentuk dan upayanya mengeratkan diri dengan warga setempat. 

Perlahan tapi pasti, usahanya membuahkan hasil meski dalam jangka waktu yang tidak dapat dibilang singkat. Bermula dari mengajar untuk santri setempat di TPA Darul Ilmi, kini ia juga diminta menjadi pengajar Al-Qur’an di SD Muhammadiyah Cepitsari. Ia menginisiasi para siswa untuk ikut serta dalam berbagai kompetisi baik antar sekolah lokal, kecamatan hingga provinsi. Pembinaan intensif dan maksimal ia lakukan, hingga akhirnya tumbuh siswa-siswi berprestasi yang berhasil menyabet berbagai kejuaraan di berbagai level/tingkatan. Mereka mengharumkan nama sekolah dan daerah. Mereka membuktikan, bahwa santri dari Lereng Merapi juga bisa bersaing dan berprestasi dengan wilayah yang lebih strategis lainnya. 

Pembinaan generasi ternyata tidak berhenti dalam lingkup lembaga pendidikan tempat ia berdedikasi. Saung Qur’an menjadi saksi bisu tempat santri-santri Kampung Qur’an menyetorkan hafalan Al-Qur’annya hingga tuntas juz 30. Dari sekian santri yang ia bina dalam jangka waktu yang tidak terhitung durasinya, seperti bunga yang mekar setelah sekian lama dinanti, pada akhirnya tumbuhlah 3 santri yang berhasil tuntas juz 30 itu. Siapa sangka, ternyata ini menjadi hadiah penuh haru yang luar biasa bagi warga Kampung Qur’an. Wisuda Tahfizh pada Februari 2024 lalu pada akhirnya digelar di Kampung Qur’an Merapi untuk pertama kalinya dengan dihadiri oleh Direktur PPPA Daarul Qur’an secara langsung, Ibu Dwi Kartika Ningsih. 

Usai tumbuh 3 santri penghafal Al-Qur’an, beberapa bulan berlalu, terdengar kembali kabar bahagia penuh haru. Ada seorang santri yang telah tumbuh minatnya untuk menghafal Al-Qur’an di pesantren. Syifa Salsabila namanya. Minat yang telah lama berupaya ia tumbuhkan, akhirnya menampakkan hasilnya. Meskipun masih satu santri, tapi justru dari satu inilah menjadi harapan baru untuk bisa menginspirasi dan memotivasi santri yang lain. Syifa Salsabila adalah santri pertama Kampung Qur’an Merapi yang mendapat beasiswa tahfizh dari PPPA Daarul Qur’an untuk menempuh pendidikan di pesantren.

Tahun kedua pengabdiannya sebagai da’i seperti momen menuai hasil dari perjuangan yang telah ia tanam selama tahun pertama. Perkembangan itu juga tampak dari kesenian islami hadrah yang ia ajarkan kepada remaja setempat, Nurul Marofi namanya. Ini merupakan upayanya untuk menggiring para remaja pada hal-hal positif yang bersinggungan dengan keagamaan. Kesabarannya dalam melatih dan mendampingi mereka perlahan membuahkan hasil. Seiring berjalannya waktu satu per satu undangan mulai menyapa, dari satu desa ke desa yang lain. Hingga akhirnya, dikenallah Nurul Marofi seantero Glagaharjo dan sekitarnya. Bahkan, telah merambah pada wilayah Klaten dan Yogyakarta. 

Pembangunan masyarakat baru seperti menjadi misi kuat yang mendarah daging dalam diri Baidhowi. Setiap program telah berorientasi pada pembinaan masyarakat islami guna merujuk pada visi awal terciptanya Kampung Qur’an Merapi. Syiar dan dakwah Al-Qur’an kian digencarkan pada tahun ke-3 perjalanan dakwahnya di Kampung Qur’an Merapi. Kini, syiar Al-Qur’an itu telah berani menyasar pada warga setempat secara umum dengan nama Kalkid Mengaji. Hingga saat ini, sudah ada 22 warga yang aktif dan rutin ikut dalam program yang diselenggarakan setiap hari Jumat itu. Menariknya, mereka sangat bahagia bisa kembali belajar Al-Qur’an. 

Terakhir, program baru yang luar biasa dampaknya kembali ia luncurkan. Program Upgrading Guru Al-Qur’an Kampung Qur’an Merapi dan sekitarnya. Sebuah program sinergi dengan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dan LSP Daarul Qur’an dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran Guru Al-Qur’an. Program yang dirilis langsung bersama Syekh Abdurrahman Al-Ausy dan dibuka oleh Ustadz Muhammad Bisyri selaku Direktur LSP Daarul Qur’an ini ternyata mengundang antusiasme yang luar biasa dari para Guru Al-Qur’an dan kader. Secara keseluruhan, ada sekitar 50 guru yang tergabung dalam program ini, dimana setiap guru telah membina minimal 30-an santri, sekitar 1.500 santri yang pada akhirnya menerima dakwah Baidhowi di dusun paling ujung Gunung Merapi. Maka, bisa dibayangkan dampak dari peningkatan kompetensi satu guru akan berpengaruh pula terhadap peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an para santri yang dibina. Insya Allah. Program terbaru ini dirilis setelah Baidhowi lulus Sertifikasi Kompetensi BNSP RI Level 3 skema Pendidikan Al-Qur’an pada Desember 2024 lalu. 

Perjalanan panjang yang ia lalui dengan penuh kesabaran, telah membuatnya tumbuh menjadi da’i pembaharu yang bisa merangkul seluruh kalangan masyarakat, dari anak-anak, remaja, hingga lansia. Pemerataan syiar dan dakwah Al-Qur’an yang menjadi keinginan besar Lurah Glagaharjo, satu per satu telah berhasil ia tunaikan. Dari seorang santri penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for leaders, ternyata sungguh menciptakan leader yang bisa membina masyarakat dan mengantarkan wilayah program PPPA Daarul Qur’an pada misi awal terbentuknya Kampung Qur’an. Tentu, ini tidak sekadar berbicara dampak hari ini, melainkan juga generasi dari masa ke masa, hingga tercipta peradaban islami yang kokoh di ujung Merapi bernama Kampung Qur’an.

Penulis : Nuria Riry