Dari Gadis Penggembala Kambing, Kini Hafizah 30 Juz dan Asesor BNSP RI

Masih ingat dengan santri penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for leaders PPPA Daarul Qur’an yang dulu seorang penggembala kambing dari Cirebon? Namanya Uswatun Aeniah. Santri BTQ angkatan 2017 yang kini telah berhasil menuntaskan studi sarjananya di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menjadi keajaiban dari Allah, mimpi seorang gadis kampung untuk berkuliah yang dulu terasa sangat mustahil untuk digapai, kini ia telah berhasil menyandang gelar kebanggaan itu, Sarjana Hukum. Sebuah kebanggaan yang yang ia persembahkan sepenuhnya untuk kedua orangnya, mungkin Uswah adalah perempuan pertama yang bergelar sarjana di kampungnya.
Uswah sudah menjadi santri BTQ for Leaders yang telah berdedikasi dan berkiprah di Daarul Qur’an sejak ia masih menjadi awal mahasiswa. Sejak tahun 2020, Uswah telah terjun dalam syiar dan dakwah Al-Qur’an di PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Sembari menjadi santri di Pesantren Wahid Hasyim awalnya, ia juga berjibaku dengan perkuliahan dan khidmatnya di Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta. Tentu, ini menjadi tantangan yang luar biasa untuk Uswah, bagaimana menyeimbangkan antara ketiga tanggung jawab tersebut.
Dedikasi dan semangat belajarnya yang sangat tinggi, membawanya terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Ia sabar dalam berproses dan pantang menyerah untuk meniti kiprah dari nol sebagai seorang admin hingga kini menjadi pengelola di Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta. Posisi strategis yang diamanahkan, nyatanya tak membuatnya lengah dan berhenti untuk belajar. Justru ini menjadi pemicu untuknya belajar lebih banyak dan lebih luas sebagai bekal untuk pengembangan program Al-Qur’an di Yogyakarta dan Indonesia.
Ia terus menimba ilmu dari satu guru ke guru yang lain. Berbagai macam kitab tentang ilmu Al-Qur’an dan variasi metode pembelajaran Al-Qur’an juga telah ia cicipi. Ternyata, hal inilah yang justru membuatnya tumbuh menjadi penggerak syiar dan dakwah Al-Qur’an yang sesungguhnya. Perbedaan perspektif menjadi pengayaan ilmu baru bagi Uswah untuk tidak menjadi fanatik ke suatu hal dan memandang sebelah mata hal lainnya yang bertentangan. Ikhtiar ini justru memperluas pandangannya dalam menilai suatu fenomena dan opini publik yang berkembang di masyarakat tentang pendidikan Al-Qur’an.
Maha suci Allah, kesungguhannya dalam menimba ilmu Al-Qur’an membawa keberkahan yang luar biasa untuk dirinya dan lembaga. Usai mendapat predikat sebagai Guru Al-Qur’an kompeten bidang tahfizh dari LSP Daarul Qur’an pada tahun 2022, lalu pada tahun 2023 ia berhasil dinobatkan sebagai assesor guru Al-Qur’an bersertifikasi BNSP RI. Uswah mendapat otoritas dan wewenang untuk menyelenggarakan sertifikasi kompetensi Guru Al-Qur’an di wilayah program PPPA Daarul Qur’an, khususnya Yogyakarta. Sampai hari ini, Uswah sudah melatih dan melakukan assessment kepada ratusan Guru Al-Qur’an di Indonesia.
Seiring bertumbuhnya kompetensi Uswah sebagai pengelola, saat itu pula program Grha Tahfizh ikut berkembang pesat. Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta telah berhasil membangun wajah baru di tengah banyaknya lembaga pendidikan Al-Qur’an yang kian menjamur. Kelas-kelas kecil itu kini mulai merambah ke cakupan wilayah yang lebih luas, target sasaran yang jauh lebih bervariasi, dan etalase program yang lebih beragam. Anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia, telah masuk dalam variasi santri Grha Tahfizh. Selanjutnya, pada bagian etalase program, program Tahfizh dan tahsinul Qur’an itu tidak lagi terisolasi pada kelas-kelas kecil. Melainkan, telah menyebar melalui kemitraan program dan kini terintegrasi dengan majelis taklim, intrakurikuler sekolah umum, BAZNAS, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang lain hingga spiritual company sebuah perusahaan. Saat ini, ada sekitar 800 santri aktif dari kelas-kelas rutin Grha Tahfizh. Jumlah ini masih belum termasuk dengan kemitraan progam yang bersifat insidental.
Amanah menjadi asesor dan trainer pendidikan Al-Qur’an membuat Uswah juga terpanggil untuk menjadi pemateri dalam berbagai dawrah, diklat atau seminar kompetensi untuk Guru Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh LSP Daarul Qur’an maupun mitra. Hal ini menjadi peluang transformasi lanjutan Grha Tahfizh menuju Lemdiklat Guru Al-Qur’an yang menaungi pembinaan dan pembelajaran kompetensi untuk guru-guru Al-Qur’an. Etalase program baru ini ternyata disambut baik oleh mitra. Kini sudah ada lima wilayah program upgrading guru Al-Qur’an yang tersebar di RA, SDIT, dan Kampung Qur’an Merapi dengan ribuan santri binaan.
Pengembangan Grha Tahfizh akan terus dilakukan. Uswah sebagai pengelola telah mendesainnya sedemikian rupa dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Dari seorang santri, kini ia tumbuh menjadi salah satu penggerak syiar dan dakwah Al-Qur’an di wilayah DI. Yogyakarta. Mimpinya beberapa tahun silam mungkin hanya sampai pada mampu mengenyam pendidikan tinggi, tapi berkah dari segala pengorbanannya untuk dakwah Al-Qur’an, membuat realita menyalip impiannya sangat jauh. Ia tidak hanya berhasil menuntaskan pendidikan tingginya, melainkan ia juga telah sukses membesarkan dakwah Al-Qur’an bersama PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.
Uswah adalah salah satu penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders tahun 2017 yang telah memberikan dampak yang mengakar dan strategis. Program beasiswa ini sungguh sangat membantu para santri untuk menggapai pendidikan impian dan misi besarnya. Sesuai dengan misinya, BTQ for Leaders mencetak kader pemimpin di masa depan. Terimakasih untuk #SahabatDAQU yang telah mendukung dan berkontribusi di program berdampak luas ini, semoga amal kebaikan menjadi jariyah untuk kita semua. Aamiin.
Penulis : Nuria Riry