Bahagia Qurban Bersama Mbah Prapto

Bahagia Qurban Bersama Mbah Prapto
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Lelah bersambut bahagia. Tim distribusi daging qurban 1441 H dari PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta sampai di Kampung Qur’an Rukem, Purworejo. Sudah sejak sekitar empat tahun lalu, kampung ini menjadi binaan dakwah PPPA Daarul Qur’an setelah longsor menerjang pada tengah malam di medio Ramadhan 2016 lalu.

Kampung perbukitan ini selalu membahagiakan dengan kebersahajaannya. Sore menjelang, perjalanan dua jam dari Kota Yogyakarta disambut warga kampung dengan sumringah. Perjalanan terhenti pada latar Mushola Miftahul Huda yang menjadi pusat segala aktivitas dakwah PPPA Daarul Qur’an bersama warga.

Di latar mushola itu, terpal putih luas digelar bersiap membagi daging qurban untuk seluruh warga kampung. Sejumlah potong besar daging mulai dicacah, daging sebanyak satu ekor sapi siap didistribusikan. Para santri pun banyak yang telah berkumpul di mushola, bersiap membawa bahagia kepada orang tuanya. Sebab, pulang dari mushola sembari membawa sekantong daging qurban untuk dimasak dan dimakan bersama keluarga.

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta pun bergegas membagi daging qurban ke rumah-rumah warga. Sekitar 200 meter menanjak ke utara dari Masjid Miftahul Huda, satu rumah kayu itu terlihat. “Kurr kurr kurr,” suara serak seorang kakek terdengar. Diketahui namanya ialah Mbah Prapto.

Sore itu, bersamaan dengan kedatangan kami, Mbah Prapto sedang memberi makan ayamnya. Tak seperti pada umumnya, ayam-ayam Mbah Prapto ada di dalam rumah. Sahutan salam tidak segera dijawab, setelah mendekat barulah ia menyadari kedatangan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.

Ketika menyodorkan seplastik daging, Mbah Prapto bingung. “Opo mbak?!,” tanyanya pada salah seorang tim.

“Daging Sapi Mbah,” kata salah satu tim distribusi qurban PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta menjawab pertanyaan Mbah Prapto.

Ternyata kebingungan Mbah Prapto muncul karena telah tinggal sebatang kara di rumahnya. Siapa yang akan memasak, sedangkan memberi makan ayam saja Mbah Prapto berdiri sambil memegang dinding.

Sahutan tetangganya memberikan harapan, kebingungan Mbah Prapto berubah bahagia. Senyumnya melebar, pemandangan giginya yang tinggal sebiji menambah bahagia. Dagingya akan dimasakkan agar pada perayaan Idul Adha ini Mbah Prapto turut merasakan masakan dan makan bersama meramaikan rumahnya yang telah lama sepi dari riuh tawa.

Bahagia Mbah Prapto dan juga seluruh warga Kampung Qur’an menghilangkan rasa lelah. Malam menjelang, perjalanan pulang menuruni perbukitan Pajangan, Purworejo menuju Yogyakarta memberikan banyak hikmah bahwa Idul Adha adalah momentum membahagiakan para pequrban, penerima daging qurban, dan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta yang membagi-mendistribusikan daging sampai ke pelosok daerah. []