Memasyarakatkan Al-Qur’an: Semangat Bimtek Al-Qur’an Isyarat di Jawa Timur

Memasyarakatkan Al-Qur’an: Semangat Bimtek Al-Qur’an Isyarat di Jawa Timur

Malang, 2–3 Oktober 2025 — Di antara sejuknya udara Lawang, gema semangat mengaji tanpa suara bergema di aula SLBN Pembina Malang. Ratusan guru Pendidikan Agama Islam (PAI), guru SLB, dan komunitas Muslim Tuli dari berbagai daerah di Jawa Timur berkumpul dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Al-Qur’an Isyarat yang diselenggarakan oleh PPPA Daarul Qur’an Jawa Timur.

Bukan sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi simbol nyata bahwa Al-Qur’an dapat diakses oleh semua, tanpa batas pendengaran maupun bicara. Di tangan para pegiat inklusif, huruf demi huruf ayat suci kini menjelma dalam gerak tangan dan isyarat penuh makna.

Dalam sambutannya secara daring, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si, Penasihat Ahli Menteri Agama RI, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap langkah PPPA Daarul Qur’an Jawa Timur yang menggagas kegiatan monumental ini.

“Alhamdulillah, pada 2–3 Oktober PPPA Daarul Qur’an Jatim mengadakan Bimtek Al-Qur’an Isyarat di SLBN Pembina Lawang Malang. Acara ini luar biasa dalam rangka mengal-Qurankan masyarakat dan memasyarakatkan Al-Qur’an,” ujar Prof. Nur Syam dalam pesannya yang disampaikan kepada seluruh peserta.

Meski tidak dapat hadir secara langsung karena mendapat penugasan dari Direktorat Pesantren Kementerian Agama RI di ajang MTQ Nasional di Sulawesi Selatan, Prof. Nur Syam menyampaikan permohonan maaf kepada panitia dan peserta.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada Mbak Diah selaku pimpinan serta seluruh trainer dan peserta yang terlibat. Seharusnya saya bisa hadir secara fisik, namun karena amanah tugas lain, saya tetap ingin menyampaikan dukungan penuh untuk kegiatan ini,” tambahnya.

Menurut beliau, Bimtek Al-Qur’an Isyarat merupakan langkah strategis dan humanis dalam memperluas makna dakwah Islam. Pendidikan Al-Qur’an, katanya, tidak hanya ditujukan bagi mereka yang normal secara fisik, tetapi juga untuk saudara-saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus, seperti penyandang tuli.

“Program ini adalah bagian dari upaya mencapai visi besar kita: mengal-Qurankan masyarakat dan memasyarakatkan Al-Qur’an,” tegasnya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diisi dengan materi pengenalan bahasa isyarat Qur’ani, metode pengajaran Al-Qur’an bagi Tuli, serta praktik langsung bersama para trainer dan peserta. Para guru SLB dan PAI tampak antusias mempelajari setiap gerakan, mencoba menerjemahkan makna ayat menjadi bahasa yang bisa “didengar” melalui mata dan hati.

Menurut Diah Fitriatus Sholihah, selaku pimpinan penyelenggara sekaligus  penggerak Tuli Mengaji di Jawa Timur, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional untuk menghadirkan pendidikan Islam inklusif.

“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun hamba Allah yang terlewat dari cahaya Al-Qur’an, termasuk saudara-saudara kita yang tuli. Dengan bahasa isyarat, mereka pun dapat memahami dan mencintai kalam Ilahi,” ungkap Diah.

Bimtek ini menjadi saksi bahwa dakwah kini tak hanya berkutat pada lisan dan suara, tetapi juga pada gerak, hati, dan makna yang mendalam. Dari Lawang, semangat ini menyala—menuju cita-cita besar: Indonesia yang melek Al-Qur’an, inklusif, dan berkeadilan spiritual untuk semua.

Oleh: Diah Fitriatus Sholihah - PPPA Daarul Qur'an Jawa Timur