Kado Spesial Mushaf Disabilitas untuk Siswa SLBN 1 Bantul

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta kembali menggelar pendistribusian mushaf disabilitas untuk SLBN 1 Bantul pada 27 Mei 2025 lalu. SLB yang berlokasi di Jalan Wates KM 3 No. 147, Sonopakis Lor, Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul ini ternyata memiliki 300 siswa di semua jenjang dari SD hingga SMA. SLBN 1 Bantul juga terbilang memiliki siswa penyandang tunarungu terbanyak darpada SLB lainnya yaitu sejumlah 70 siswa.
Namun, pendistribusian kali ini merupakan tahap lanjutan usai digelar pada 27 Maret 2025 lalu sebanyak 30 mushaf isyarat 30 Juz. Mengingat banyaknya jumlah siswa tunarungu di SLBN 1 Bantul, mushaf isyarat kembali didistribusikan sebanyak 36 dan 7 buah iqro’ braille untuk siswa tunanetra.
“Kami sangat berterima kasih kepada PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dan BPKH atas bantuan mushaf disabilitasnya. Kami bersyukur akhirnya kami memiliki media untuk mengajar Al-Qur’an kepada siswa kami, terutama tunarungu dan tunanetra. Mereka juga bisa belajar mandiri di rumah mengingat pembelajaran di kelas juga sangat terbatas waktunya,” ujar bu Wiwik selaku salah satu pengajar yang menjadi koordinator pendistribusian mushaf disabilitas ini.
Kedepannya, Training for Trainer (TfT) menjadi program sinergi yang sangat diharapkan sebagai tindak lanjut dari peluncuran mushaf disabilitas ini. Terutama untuk mushaf isyarat yang masih sangat baru bagi pengajar, karena sebelumnya mereka mengajar menggunakan pelafalan lisan sebagaimana pada umumnya.
Oleh karena itu, adanya TfT yang berkelanjutan sangat dibutuhkan guna melengkapi kompetensi para guru PAI selaku pengajar mushaf disabilitas. Bahkan, TfT ini diharapkan melibatkan seluruh pengajar MGMP PAI se-DIY. Mengingat mushaf disabilitas ini juga mulai didistribusikan secara merata di berbagai SLB se-DIY.
Sejatinya, urgensinya tidak terbatas pada kehadiran mushaf disabilitas, melainkan bagaimana agar para siswa mendapatkan pengajaran sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki. Terlebih ini berkaitan dengan Al-Qur’an yang harapannya dapat dilafalkan secara rutin dan di sepanjang hidup mereka.
Tentu ini menjadi peluang dakwah baru yang mengakar dan meluas untuk PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Pada akhirnya, Mushaf Disabilitas, terutama Al-Qur’an Isyarat tidak hanya dikuasai oleh komunitas tertentu saja, melainkan juga para pengajar di SLB yang berperan penting dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada siswanya sesuai dengan ranah keterbatasannya. Secara tidak langsung, PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta telah menemukan jembatan yang akan menjadi perantara sekaligus kepanjangan tangan menuju meluasnya dakwah Mushaf Disabilitas di masyarakat, khususnya Al-Qur’an Isyarat.