BTQ Lahirkan Cendikiawan Berlatar Al-Qur'an
Sudah bertahun-tahun sejak digagasnya program Beasiswa Tahfidz Qur'an (BTQ) for Leaders, PPPA Daarul Qur'an terus berupaya untuk meningkatkan kualitas mahasiswa melalui berbagai program. Salah satu yang tidak kalah penting adalah rapat koordinasi fasilda BTQ for Leaders, seperti yang dilakukan pada Kamis (20/2).
Fasilda merupakan penanggung jawab daerah yang dimonitoring oleh PPPA Daarul Qur'an untuk membina putra-putri penerima BTQ di berbagai wilayah, diantaranya Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Makassar dan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek).
Dimpimpin Ustadz Sholehuddin, General Manager Pendidikan, Kemanusiaan dan Pemberdayaan, PPPA Daarul Qur’an, rapat tersebut berlangsung dari pagi hingga menjelang sore. Diantara pembahasannya adalah mengevaluasi hafalan mahasiswa penerima BTQ di seluruh Indonesia. Mengingat, selain mengejar prestasi akademik, organisasi dan aktif dalam kegiatan sosial, mahasiswa pun harus menjaga hafalan Qur’annya dengan baik.
Ustadz Muhammad Ishak, fasilda Jawa Timur mengatakan bahwa mahasiswa penerima BTQ di wilayah Jawa Timur yang meliputi Malang dan Surabaya memiliki hafalan yang baik dan memenuhi standar. Hal tersebut juga didukung karena selama ini mahasiswa BTQ di Jawa Timur memiliki hafalan paling banyak dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Bahkan, kebanyakan dari mereka sudah memiliki hafalan 30 juz dan diantaranya menjadi qari. "Alhamdulillah, kebanyakan sudah selesai 30 juz, dan ada memang suaranya enak, sampai qiroah sabah, sampai pernah diutus kabupatem dari pondoknya," tutur Ustadz Ishak, panggilan akrabnya.
Ia mengungkapkan saat ini terdapat 26 mahasiswa yang menempuh pendidikan di tujuh Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur, diantaranya adalah Istitut Teknik Sepuluh November, Universitas Airlangga, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim dan Universitas Brawijaya.
Dari ke-26 mahasiswa di wilayah Jawa Timur, dua diantaranya telah diwisuda. Sesuai dengan aturan yang berlaku di program BTQ for Leaders, pasca menjalani masa kuliah Strata-1 selama empat tahun, mahasiswa akan menjalani pengabdian selama minimal satu tahun di wilayah dakwah Daarul Qur'an. Maka dari itu, Ustadz Ishak menyampaikan kedua mahasiswa tersebut rencananya akan ditempatkan di Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Banyuwangi untuk mengembangkan potensi dan mengabdikan dirinya untuk dakwah tahfidzul Qur'an.
Sementara itu, mahasiswa yang masih dalam masa perkuliahan, terutama di wilayah Jawa Timur, mereka sangat aktif bermasyarakat. "Untuk di Surabaya masih ada pengabdian masyarakat, ngajarin anak-anak TPQ, ngajarin ibu-ibu, kita dampingin. Untuk di Malang, mereka mendampingi anak-anak Sekolah Luar Biasa tunanetra sebanyak 17," tutur Ustadz Ishak.
Ia berharap program BTQ for Leaders akan terus berkembang dan mampu meningkatkan kualitasnya, sebab semua itu demi anak-anak bangsa agar dapat melanjutkan pendidikan di jenajng perguruan tinggi. "Harapan saya BTQ ini tetap berkelanjutan karena saya menginginkan anak yang kurang mampu bisa kuliah, tapi dengan akreditasi mereka juga mempunyai hafalan, karena waktu seleksi dari mereka kebanyakan kurang mampu bahkan ada yang yatim, kalau bukan kita siapa lagi," imbuhnya. (dio/ara)