Resi Tasmi' 30 Juz, Hadiah untuk Orang Tua di Palembang
Purwakarta, 11 Juni 2025 — Lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun lembut di ruang tasmi’. Suasana khidmat menyelimuti Pondok Pesantren Takhassus Daarul Qur’an Wanayasa, tempat para santri mempersembahkan hafalan terbaik mereka. Di antara mereka, seorang santri bernama Resi Fadillah berdiri penuh haru. Dengan suara mantap, ia menyelesaikan lantunan 30 Juz Al-Qur’an hadiah terbaik untuk kedua orang tuanya di Palembang, yang meski tak bisa hadir, doanya tetap menyertai dari jauh.
“Bapak, Ibu... Eci udah selesai, udah tasmi’, udah khatam, walau nggak bisa dateng, nanti bisa lihat hasilnya,” tutur Resi sambil menahan haru.
Perjalanan Resi dalam menghafal bukanlah jalan yang mudah. Berawal dari motivasi orang tua, guru, hingga teman-temannya, ia datang ke pesantren dengan semangat besar meski tanpa bekal hafalan yang kuat. “Dulu ke sini belum mutqin. Cuma pernah ziyadah, jadi di sini niatnya mutqin 30 Juz,” kenangnya.
Dalam perjalanannya, suka duka mewarnai setiap langkah. “Kadang susah banget sampai nangis, pernah juga pengen berhenti ngafal. Tapi inget lagi, kita masih punya banyak target buat dicapai,” ucap Resi. Tapi justru dari perjuangan itulah, ia merasakan keberkahan yang luar biasa. “Dulu aku nggak terbuka sama orang tua, sekarang Alhamdulillah bisa cerita, bisa ngobrol,” ucapnya dengan senyum penuh syukur.
Ibu Resi adalah ibu rumah tangga, sementara ayahnya bekerja sebagai pengemudi taksi online. Jarak yang jauh dari Palembang membuat keduanya belum bisa hadir menyaksikan langsung momen tasmi’ Resi. Namun, Resi tahu, cinta dan doa mereka hadir di setiap ayat yang ia lantunkan. “Mereka pahlawan buat aku. Berjuang yang terbaik buat anaknya walaupun jauh,” katanya lirih.
Ke depan, Resi punya cita-cita besar. Antara keinginan orang tua yang ingin melihatnya menjadi polisi, dan mimpinya sendiri untuk menjadi dokter. Tapi baginya, langkah pertama yang harus terus dijaga adalah mengamalkan Qur’an yang telah ia hafal.
Di akhir, Resi menitipkan pesan untuk para penghafal Qur’an lainnya,
“Menghafal Qur’an itu mudah asal niatnya lurus karena Allah. Jangan lelah untuk ikhtiar. Nggak ada usaha yang sia-sia.”
Ia pun tak lupa menyampaikan doa untuk lembaga yang telah membersamainya hingga titik ini.
“Semoga PPPA Daarul Qur’an semakin jaya, semakin berkembang. Untuk Ayahanda Yusuf Mansur, semoga diberikan kesehatan, rezeki yang berlimpah, dan segala hajatnya dikabulkan Allah. Aamiin.”