Menjadi Pengguna Media Sosial yang Baik

Menjadi Pengguna Media Sosial yang Baik
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Penggunaan internet secara ‘sehat’ terutama di media sosial (Medsos) sangat penting. Saat ini, masyarakat diharapkan pandai memilah informasi. Jangan sampai, kita terjebak pada informasi-informasi hoax lalu menyebarkannya hingga merugikan orang lain.

Melihat fenomena tersebut, Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara Muhammad Anwar Sani mengingatkan seluruh keluarga besar Daarul Qur’an untuk bijak menggunakan Medsos. Ia berpesan agar seluruh staf dan jajarannya tetap fokus dalam jalan dakwah tahfizhul Qur’an.

“Posisi kita di Daarul Qur’an adalah membangun dan bercengkrama dengan Qur’an setiap hari. Pergi ke pelosok-pelosok daerah untuk syiar Qur’an. Maka jauhilah ghibah (membicarakan kejelekan), mengolok-olok serta suudzon (berprasangka buruk) kepada orang lain,” ujar Ustad Sani, Selasa (22/1).

Menurutnya, yang harus jadi perhatian penuh keluarga besar Daarul Qur’an adalah mendirikan semakin banyak pesantren, membangun rumah-rumah tahfizh dan melahirkan generasi-generasi penghafal Al-Qur’an. Mimpi besar menjadikan Indonesia berada pada puncak kejayaan Al-Qur’an harus diwujudkan.

“Sampai kita bisa melihat di setiap tikungan, belokan berdiri rumah-rumah tahfizh Daarul Qur’an dengan anak-anak dan guru-guru yang berjuang menghafal serta mendawamkan Qur’an. Janji Allah pasti kepada siapapun yang ngurusin Qur’an,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Penelitian dan Pengembangan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Asnal Maarif. Ia membacakan surat Al-Hujurat ayat 6, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

Ia pun melanjutkan ke ayat 12 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).”

“Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,” tutur Ustad Asnal.