Perjalanan Berguru Al-Qur’an di Lereng Merapi 

Perjalanan Berguru Al-Qur’an di Lereng Merapi 

Tidak terasa, setengah tahun perjalanan menempuh misi “Mencetak Guru Al-Qur’an Kompeten” di lereng Merapi telah berlalu. Tujuh pertemuan telah dijejaki secara bergilir di empat dusun di Kalurahan Glagaharjo. Total target ada delapan dusun yang tersebar di perbatasan wilayah DI. Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah, namun masih satu lingkup kawasan lereng Merapi. 

Usai bertempat di Dusun Besalen, Glagaharjo, Cangkringan, DI. Yogyakarta pada penghujung bulan Juni 2025 lalu, kini bergeser ke Dusun Butuh, Bawukan, Kemalang, Klaten.  Tepatnya di Masjid Al-Muttaqin pada 6 Juli 2025. Masjid sederhana yang sangat dekat dengan pasar utama wilayah lereng Merapi itu, menjadi saksi tuntasnya pembelajaran bab Makhorijul Huruf yang ditempuh selama 6 bulan. Kini, alhamdulillah telah ada modul belajar di tangan. Para guru bisa mengulang kembali secara mandiri ketika ada catatan yang terlewatkan. Para guru tidak lagi merasa segan untuk bergabung kembali usai berhalangan di satu dua pertemuan dengan alasan ketertinggalan. Harapannya modul ini menjadi pegangan dan acuan setiap mereka membagikan ilmu kepada santri-santrinya di TPA/TPQ masing-masing. 

Pasca partisipasi mencapai titik terendahnya sebanyak 5 orang pada pertemuan sebelumnya, alhamdulillah kini 20 orang telah kembali memenuhi kelas upgrading. Tampak ada wajah-wajah baru yang mulai bergabung. Sebagian wajah-wajah lama juga terlihat kembali. Ada harapan yang selalu dipanjatkan di setiap perjumpaan. “Alhamdulillah, bisa mengaji lagi. Semoga bisa terus istiqomah mengikuti program”. 

Semangat dan istiqomah senantiasa dilakoni di sela berbagai distraksi yang menciptakan pasang surut partisipasi program. Tingginya keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan desa hingga hajatan pernikahan salah satu warga, menjadi distraksi yang tidak dapat dihindari. Namun, nyatanya tak menyurutkan semangat dan istiqomah para guru Al-Qur’an Merapi untuk menimba ilmu dalam program upgrading ini. Distraksi tersebut juga tak menjadi alasan untuk menyerah dan menyudahi perjalanan panjang menuju misi besar yang telah disepakati di awal pertemuan. Mencetak Guru Al-Qur’an kompeten. 

Komitmen itu ternyata senantiasa dijaga dan dirawat sebagai wujud kesungguhan diri dan syukur atas kesempatan berharga yang langka mereka dapatkan. Menimba ilmu mahal secara gratis dan dibina langsung oleh trainer PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta yang telah bersertifikasi BNSP RI. Dimana, di berbagai forum diklat dan seminar, untuk mendapatkan ilmu tersebut, banyak orang yang rela mengeluarkan dana hingga ratusan ribu rupiah setiap pertemuannya.

Besarnya keinginan dan semangat itu membuat kami dengan senang hati membersamai para guru Al-Qur’an Merapi untuk terus meningkatkan kapasitas diri hingga kompeten dalam mengajar Al-Qur’an. Kawasan yang relatif pelosok tak lagi menjadi penghambat aksesibilitas para guru Al-Qur’an Merapi untuk mendapatkan ilmu Al-Qur’an yang berbobot. Justru, ini adalah peluang dan potensi melahirkan guru-guru Al-Qur’an kompeten yang besar dampak dan kebermanfaatannya. Regenerasi keilmuan Al-Qur’an secara turun temurun juga akan lahir ketika telah tumbuh deretan guru Al-Qur’an yang kompeten. 

Mencetak Guru Al-Qur’an Kompeten adalah sebuah misi PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta sebagai bagian dari dakwah Al-Qur’an yang mengakar dan berkelanjutan. Definisi mengakar tidak hanya dilihat dari perspektif potensi membesarnya dampak dan kebermanfaatan masa depan. Melainkan juga, dasar keilmuan mengacu langsung dari sumber segala kitab dan metoda tahsinul Qur’an sehingga sangat minim subyektifitasnya. Kurikulum juga telah distandarkan melalui Standar Kompetensi Khusus (SKK) Tahsin yang telah resmi dilegitimasi oleh negara melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP RI). 

Enam bulan ini masih seperempat perjalanan menuju misi kompeten untuk guru Al-Qur’an Merapi. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka tak lagi menghitung durasi. Berapa lama akan selesai dan sampai. Proses belajar ilmu Al-Qur’an telah menjadi perjalanan yang dinikmati dan sangat dinanti setiap dua pekan sekali. Pada akhirnya, orientasi waktu itu perlahan bergeser menuju kalkulasi perubahan dan dampak dari setiap pembelajaran.

Penulis : Nuria Riry