Mimpi Gadis Pengangon Kambing

Mimpi Gadis Pengangon Kambing
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Gadis berkacamata itu lantang berbicara di depan teman-temannya. Suaranya memecah hening, matanya menembus gelapnya malam. Ia menjadi orang pertama yang berdiri dan berani untuk memulai sesi materi dalam acara Jambore dan Pendadaran kader Beasiswa Tahfizh Qur'an (BTQ) for Leaders angkatan II di Pulau Tunda, Jum’at (13/4).

Namanya Uswatun Ainiyah, mahasiswi asal Cirebon ini adalah salah satu kader BTQ for Leaders yang tengah mengikuti pendadaran. Meskipun berasal dari salah satu kampung terpencil di Cirebon, kampung yang minim sekali daya minat dan perhatiannya terhadap pendidikan, Uswah sapaan akrabnya, mempunyai mimpi yang besar. Dulu saat bersekolah, Uswah mengaku hanya memakai sandal jepit dan membawa kantong kresek saat bersekolah.

“Saya merupakan orang pertama di kampung saya yang mau bersekolah dan mau berkuliah. Dari semua keterbatasan ekonomi dan dukungan keluarga yang sedikit sekali, saya tetap berjuang, saya tetap yakin untuk kuliah,” ucapnya.

Mimpi tersebut berawal saat dirinya membantu orang tuanya beternak kambing. ”Dulu saya pernah ngangon kambing, ibu saya pernah punya beberapa kambing. Kemudian saya melihat ada orang kampanye. Loh itu orang kok bisa gitu? Saya kok malah di sawah ngangon kambing,” ujarnya dengan heran.

Dari situlah Uswah termotivasi untuk kuliah dan menjadi orang besar. Atas saran sang guru, Uswah memutuskan keluar dari kampungnya dan melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indramayu. Selama SMA, ia menjadi tukang memasak di sebuah pesantren.

Saat mulai memasuki dunia perkuliahan, Uswah memutuskan untuk merantau dan mencari kampus sendiri. Ia harus meyakinkan kedua orang tuanya kalau ia bisa. Hingga akhirnya kini, ia diterima sebagai mahasiswi dengan Jurusan Ilmu Hukum di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus mendapatkan BTQ for Leaders dari PPPA Daarul Qur’an.

“Bapak berkata kalau saya ingin kuliah saya harus berjuang sendiri, karena kuliah tidak cuma modal nekat. Saya browsing-browsing untuk mencari informasi kuliahan dan beasiswa. Hingga saya harus pergi sendiri untuk mengikuti tes seleksi ke UIN Bandung, saya bingung naik apa,” ujarnya.

Uswah adalah salah satu kader BTQ for Leaders yang diharapkan mampu menjadi pemimpin masa depan berjiwa Qur’ani yang membawa perubahan. Seluruh masyarakat, jemaah dan donatur bisa mendukung langkah Uswah dan ratusan santri BTQ lainnya dengan ikut Gerakan Sedekah Nasional (Gersena) yang jatuh setiap 27 April.

Sebab tahun ini, perolehan Sedekah Nasional akan diberikan kepada 30 ribu santri penghafal Al Quran di rumah-rumah tahfizh, pesantren dan para mahasiswa-mahasiswi dari kampus-kampus ternama di seluruh Indonesia melalui program Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ).