Mushola Bekas Kandang Babi
Bau tak sedap menyeruak masuk ke rongga hidung saat langkah kaki memasuki halaman sebuah bangunan yang tak asing dengan atap segitiga dan kubah kecil, sebuah simbol tempat ibadah bagi umat Islam. Konon katanya, bau ini berasal dari kandang babi yang berada tak jauh dari bangunan.
Mushola Hidayatul Mubarokah terletak di pelosok kampung Sipelot, tepatnya di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudho, Pesisir Selatan Malang, Jawa Timur. Ada kisah haru dibalik perjuangan pembebasan lahannya. Mushola itu awalnya adalah lahan bekas kandang babi yang dibeli warga dengan cara iuran.
Ternyata hasil patungan belum cukup untuk membayar lunas lahan yang ingin dibebaskan. Khawatir sang pemilik lahan berubah pikiran, rembuk wargapun meyepakati untuk memilih jalan meminjam uang di bank demi melunasi pembelian lahan.
Tak mudah perjuangan yang dilalui Ustadz Syafiin (40) yang dipercaya warga untuk mengurus tempat ibadah itu. Kampung Sipelot dihuni oleh muslim minoritas, kira-kira 25% masyarakatnya beragama Islam. Sisanya non muslim dan pemilik peternakan babi. Tak heran jika ada banyak kandang babi di sekitar tempat itu.
Syafiin pun menghidupkan mushola dengan menjadikannya tak sekadar tempat sholat warganya, tapi juga sebagai lapak mengaji dan mengenal Islam bagi anak-anak di kampung itu.
Raut bahagia terpancar dari wajahnya, mushola sudah hidup, suara melafazkan ayat-ayat Al-Qur’an anak-anak kaum marginal terdengar setiap sore. Namun kepiluan menyayat hati Syafiin, mushola ini masih tergadai di bank, cicilannya belum selesai. Belum lagi atap mushola dari asbes murah itu sudah mulai rusak, tiang kayunya keropos dimakan rayap.
“Mungkin Ramadan nanti ada dermawan yo mas saget nulung,“ ucap Syafiin dengan senyum tipis. Barangkali dalam tiap sujudnya ada doa penuh harap, keyakinannya pada Gusti Allah akan mendatangkan para penolong.
Dukung program “Bebenah Surau Kampung Menuju Ramadan 1445 Hijriah” melalui Sedekah Terbaik!