Setengah Perjalanan Santri Tunanetra Menjadi Hafizh Qur’an 30 Juz 

Setengah Perjalanan Santri Tunanetra Menjadi Hafizh Qur’an 30 Juz 
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Abi Yaqub, demikianlah nama lengkap santri tunantera yang menjadi wisudawan berprestasi di acara Wisuda Tahfizh Jawa Timur ke 5 pada Ahad, 6 Oktober 2024 kemarin. Santri Rumah Ar-Rahman asal Sampang-Madura ini memiliki semangat yang luar biasa dalam menghafal Al-Qur'an.

Keterbatasan penglihatan tak membuatnya berhenti bermimpi menjadi seorang hafizh Al-Qur'an 30 juz. Dengan memaksimalkan kemampuan auditorinya, ia menghafal ayat demi ayat hingga berhasil mencapai setengah juz Al-Qur'an.

Semangatnya selalu membara setiap menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Ia tak pernah merasakan sebuah keinginan untuk berhenti, karena ia telah menemukan impian paling mulia yang diidamkan oleh seluruh penghafal Al-Qur'an,  yaitu membanggakan kedua orang tua di Surga kelak.

“Motivasi saya menghafal Al-Qur’an adalah karena saya ingin mendirikan agama Allah dan membanggakan kedua orang tua saya di Surga,” ucap santri tunanetra yang akrab di sapa Abi itu. 

Ia telah menghafal mulai kelas 4 SD hingga saat ini ia duduk di bangku kelas X SMA. Perjalanan yang panjang menggapai 15 Juz Al-Qur'an untuk Abi tentu bukanlah hal yang mudah. Terlebih dengan segenap keterbatasan yang dimilikinya.

Namun, di samping ia menyetorkan hafalannya ke Rumah Tahfizh, ada sang ibu yang senantiasa mendampinginya ziyadah dan muroja’ah sepanjang waktu. Beliau mendukung penuh putra semata wayangnya untuk menghafal Al-Qur'an. 

“Kalau dia ngaji selalu ditungguin sama saya baik di rumah maupun di rumah tahfizh. Di rumah, saya yang menyimak dia menghafalkan Al-Qur’an,” ujar sang Ibu. 

Hal itu pula yang membuat Abi ingin membalas seluruh kebaikan kedua orang tuanya dengan membanggakan mereka di dunia maupun di akhirat. Maka, hafalan Al-Qur'an ini memang Ia persembahkan sepenuhnya untuk kado terindah kedua orang tuanya kelak di akhirat.

Tidak hanya itu, Abi juga merasakan perbedaan yang mendalam dalam hidupnya usai memutuskan untuk menghafal Al-Qur’an.  “Setelah menghafal Al-Qur’an, saya merasa jauh lebih tenang, karena hidup di dunia ini hanya permainan dan sementara,” tuturnya.

Apa yang disampaikan Abi persis sebagaimana yang disebutkan dalam ayat suci Al-Qur’an. Maka dari itu pula yang membuat semangatnya tak pernah surut, karena Ia melihat ada kebahagiaan hakiki yang sedang dikejar dan ada di depan mata.

Mimpi Abi masih setengah perjalanan untuk menjadi hafizh Al-Qur'an 30 juz. Namun, waktu bukan lagi acuan baginya untuk menyelesaikan hafalan. Melainkan keistiqomahanlah yang terus berupaya ia pertahankan. Bagi Abi, menghafal Al-Qur'an adalah perjalanan panjang yang penuh nikmat. Termasuk juga lika-liku dalam menjalaninya.

Abi adalah satu diantara sekian santri tunanetra di Indonesia yang mendedikasikan diri menjadi penjaga kemurnian kalam Ilahi. Semoga Abi senantiasa diberikan keistiqomahan dan kemudahan sehingga bisa menyelesaikan setengah perjalanan lagi menjadi hafizh Al-Qur’an 30 juz. (ara)

Penulis : Nuria Riry

Dukung Santri Disabilitas Jadi Penghafal Qur'an dengan Klik Di sini!