Ummah : Hafalan Qur’an Ini Hadiah Terindah untuk Almarhumah Ibu

Ummah : Hafalan Qur’an Ini Hadiah Terindah untuk Almarhumah Ibu
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Khoiro Ummah, seorang santri di Rumah Tahfizh Baabul Jannah, Sidoarjo, telah menarik perhatian banyak pihak dengan semangatnya dalam menghafal Al-Qur’an. Santri muda ini menjadikan kecintaannya pada sang ibu sebagai motivasi utama dalam perjalanannya menghafal kitab suci.

Ummah berharap melalui hafalan Qur'an yang diraihnya, ia dapat menghadiahkan mahkota surga untuk ibunya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa orang tua penghafal Al-Qur’an akan dikenakan mahkota kemuliaan di akhirat.

Ummah, yang saat ini telah menghafal tujuh juz, menceritakan bahwa kecintaannya kepada sang ibu mendorongnya untuk terus berjuang.

"Saya ingin memberikan sesuatu yang tidak ternilai harganya untuk Almarhumah ibu, dan saya yakin hadiah terbaik adalah Al-Qur’an. Ibu selalu mendukung saya dalam segala hal, terutama dalam hal agama. Semoga ini menjadi amal yang terus mengalir untuknya," ungkap Khoiro dengan penuh haru saat perayaan Wisuda Tahfizh Jawa Timur di Universitas Islam Malang pada awal Oktober lalu.

Sebelum wafat, almarhumah Ibu pernah menadzarkan bahwa “Ummah dititipkan ke Allah sebagaimana kisah Sayyidah Maryam.” Spesifikasinya untuk berkhidmat dengan jalan Al-Qur’an, entah mau ditempatkan di bagian apa dan dimana, tetapi Ummah meyakini proses menghafal Al-Qur’an yang ia tempuh sekarang adalah sebagian dari keinginan ibu.

Perjalanan menghafal Al-Qur’an tentunya bukan hal yang mudah. Ummah harus melalui banyak tantangan, baik dari segi waktu, konsentrasi, maupun aktivitas sehari-hari. Namun, ia tidak pernah mengeluh. Setiap kesulitan dihadapinya dengan keyakinan bahwa hafalannya kelak akan membawa kebaikan untuk dirinya dan terutama untuk ibunya. "Ada kalanya saya merasa lelah, tapi saya selalu teringat ibu, itu yang membuat saya terus kuat," katanya.

Semangat Ummah untuk menghadiahkan Al-Qur’an bagi ibunya menjadi teladan bagi banyak santri lainnya di Rumah Tahfizh Baabul Jannah. Baginya, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci yang dihafal, tetapi juga bentuk kasih sayang yang ingin ia persembahkan kepada orang yang paling ia cintai di dunia ini.

Berkah belajar dan menghafal Al-Qur’an, Ummah merasakan beruntung hidup berdampingan dengan lingkungan positif. Guru di Rumah Tahfizh Baabul Jannah mampu meruntuhkan rasa kehilangan sosok almarhumah ibu, mengembalikan semangat Ummah yang hilang dan putus asa.

Oleh karena itu, dengan keyakinan yang kuat dan bimbingan yang tulus dari para guru, Ummah berharap bisa menyelesaikan hafalan 30 juz dan melihat senyum bangga di wajah sang ibu. (ara)

Penulis : Akiya Qidam Hayya