Antara Lembah Slamet dan Sungai Serayu
Di antara kaki Gunung Slamet, Dieng dan Sungai Serayu, ada satu masyarakat majemuk secara keagamaannya. Setidaknya 80 persen masyarakat adalah Muslim, sisanya Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Di tengah kemajemukannya, hampir 70 persen pengusaha knalpot Indonesia ada di Purbalingga. Satu kota yang dikenal rukun dalam beragama dan tenar dengan riwayat kelahiran Jendral Sudirman.
Ada yang tak biasa saat lantunan Al Quran terdengar begitu merdu di antara lembah Gunung Slamet dan Sungai Serayu. Ternyata, ada Mobile Qur’an (MOQU) yang menyapa pelosok Purbalingga pada 11-12 Maret. MOQU mengenalkan betapa mudahnya menghafal Al Qur’an melalui metode One Day One Ayat (ODOA) dan mencintai Al Qur'an serta memotivasi anak-anak Purbalingga terus belajar dan paham tentang banyaknya manfaat menghafal Al Quran.
Lokasi aksi MOQU tersebar di enam titik dengan total sekitar 880 murid di sekolah-sekolah, TPA dan masyarakat sebagai penerima manfaatnya. Ceria para bocah saat menyaksikan MOQU membuat tim PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta semakin bersemangat melakukan aksi. “Mudah-mudahan program ini bisa tersebar ke seluruh pelosok Nusantara agar semakin banyak anak-anak yang terbuka hatinya untuk menghafalkan Al Quran,” ujar Winarsih, salah satu pengajar SDN 2 Selayurangan.
Suasana haru pun meliputi aksi MOQU di TPA Masjid Baitul Rohman. Lantunan surah Ar Rahman kala itu, menyesak dada para ibu yang memeluk anak-anaknya. Di atas karpet para ibu dan anak meneteskan air mata saat muhasabah. Setiap pelukan di pelataran masjid menggetarkan bibir para ibu mengucap doa agar anak-anaknya kelak bisa penjadi penghafal Qur’an.
Bismillah, banyak harap dan doa yang terpanjat sepanjang perjalanan MOQU di lembah Gunung Slamet dan Sungai Serayu. Dua hari di Purbalingga, MOQU meninggalkan keinginan untuk menghafal Al Quran pada para anak dan orang tua. Selaik kesan, MOQU itu tentang bahagia, masa depan, dan Al Quran di hati generasi. Aamiin.