Insecure vs Tawakal: Antara Takut Gagal dan Yakin Akan Pertolongan Allah
Tawakal tidak berarti pasrah tanpa usaha. Justru, Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras terlebih dahulu, lalu berserah diri kepada takdir terbaik yang Allah tetapkan

Di zaman yang serba membandingkan ini, rasa insecure atau ketidakpercayaan diri menjadi tantangan besar bagi banyak orang, terutama anak muda. Melihat pencapaian orang lain di media sosial, merasa tidak cukup baik, takut gagal, dan minder dengan diri sendiri adalah perasaan yang sering muncul. Namun, Islam mengajarkan satu sikap yang dapat menenangkan hati yaitu tawakal.
Insecure adalah perasaan tidak aman, takut tidak diterima, merasa kurang dibanding orang lain. Ia muncul karena terlalu fokus pada penilaian manusia, bukan pada pandangan Allah. Akibatnya, seseorang jadi ragu melangkah, takut mencoba, dan bahkan menyalahkan diri sendiri atas segala kekurangan.
Tawakal adalah sikap menyerahkan segala hasil kepada Allah setelah melakukan ikhtiar maksimal. Dalam QS. Ali Imran ayat 159, Allah berfirman:
“...Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
Tawakal tidak berarti pasrah tanpa usaha. Justru, Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras terlebih dahulu, lalu berserah diri kepada takdir terbaik yang Allah tetapkan.
Ketika Nabi Musa dan Bani Israil dikejar Fir’aun, mereka terjebak di depan Laut Merah. Dalam kondisi yang sangat insecure, mereka berkata:
“Sesungguhnya kita akan tersusul!”
Namun Nabi Musa menjawab penuh keyakinan:
“Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara: 61-62)
Ini adalah contoh nyata bahwa dalam kondisi tertekan pun, tawakal mampu menenangkan jiwa.
Ketika kita tawakal, kita sedang berkata pada diri sendiri: "Aku sudah berusaha, dan aku percaya Allah tahu apa yang terbaik."
Jangan biarkan insecure menahan langkahmu. Jadikan tawakal sebagai kekuatan. Karena bagi hati yang bertawakal, dunia ini tidak menakutkan—karena ia tahu siapa yang memegang kendali atas segalanya.