Cangkir Kopi dan Asa Kehidupan Winoto
Siapa yang tidak doyan kopi? Setiap harinya, 2 miliar cangkir kopi dinikmati khalayak di seluruh dunia. Kini usaha kopi juga semakin menjamur di mana-mana, termasuk di Yogyakarta. Ini menjadi salah satu peluang bisnis yang akan diberdayakan oleh PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dengan melibatkan masyarakat yang kurang mampu dan dhuafa.
Pemberdayaan ekonomi kopi keliling menjadi salah satu pilihan. Para mustahik akan mendapatkan modal untuk berjualan kopi lengkap dengan satu set gerobak kopi, pendampingan bisnis UMKM, hingga pendampingan ibadah dan mengaji Al-Qur’an. Salah satu penerima manfaat ini adalah Winoto, seorang pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah.
Sudah hampir dua tahun lebih Winoto menganggur, ia tak punya pekerjaan lagi setelah ditipu di suatu tempat untuk dijanjikan bekerja. Setelah itu ia mulai melamar pekerjaan di berbagai tempat, mulai dari perusahaan investasi, jualan bubur, dan pekerjaan serabutan lainnya. Tak kunjung ada yang mengiyakan lamarannya, akhirnya ia memutuskan merantau ke Yogyakarta untuk mencoba menyambung hidup.
Di Yogyakarta inilah Winoto mulai menapaki jalan hidupnya kembali, ia bertekad kembali menata hidupnya, Winoto akhirnya melamar pekerjaan di berbagai tempat, yang paling terakhir adalah warung nasi goreng namun tak kunjung diiyakan juga.
Setelah sekian lama tak kunjung mendapatkan pekerjaan, kini Winoto pasrah. Ia sudah berniat untuk bekerja apapun. Winoto hanya bisa berdoa dan terus mencari pekerjaan serabutan yang bisa dikerjakan demi dapat bertahan hidup. Hari terus berlalu hingga ia bertemu dengan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, di sinilah ia akhirnya diberi kesempatan untuk menerima program pemberdayaan ekonomi dengan berjualan kopi keliling.
Terlebih dengan kopi keliling penerima manfaat tidak hanya dibimbing dengan cara dan etiket berjualan, namun juga pembinaan spiritual menggunakan DAQU Method, seperti dengan acara One Day Tahfidz Intensif yang diikuti Winoto pekan lalu tersebut juga dengan berbagai amalan-amalan sunnah yang telah diajarkan oleh KH. Yusuf Mansur, yaitu dengan memperbanyak sholawat, istighfar, dan tasbih. Selain ketenangan dhohir, kini hati Winoto juga lebih bahagia.
"Orang sukses biasanya ada yang mengarahkan, di sini saya diarahkan jualan kopi, pelatihan, dan pendampingan juga. Sekarang saya sudah rutin sholat dhuha dan mengaji Al-Qur’an,” ujar Winoto yang pada akhir pekan lalu mengikuti program One Day Tahfidz Intensif yang diselenggarakan di PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.
Winoto sudah membuat rencana untuk berjualan di sekitar sekolah dan tempat-tempat nongkrong di area Yogyakarta seperti Alun-alun Utara dan Alun-alun Kidul. Insya Allah pada awal Desember Winoto akan mulai berjualan keliling. Kini ia tengah mempersiapkan gerobak dan barang-barang untuk mulai berjualan.
Alhamdulillah Winoto dapat bernafas lega, ia tidak lagi dipusingkan mencari pekerjaan. Semoga ikhtiar kopi keliling ini dapat membantu lebih banyak orang lagi, terlebih yang kehilangan pekerjaan dan yang belum mendapatkan pekerjaan karena dampak pandemi. []