Ceo Talk: Peluang dan Tantangan The New Normal Indonesia Setelah Pandemi Bersama KH. Yusuf Mansur

Ceo Talk: Peluang dan Tantangan The New Normal Indonesia Setelah Pandemi Bersama KH. Yusuf Mansur
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Salah satu dampak wabah covid-19 yang bisa diperhatikan di kalangan masyarakat adalah percepatan gaya hidup. Sebab, masyarakat kini diimbau untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan disarankan untuk tetap di rumah.

Hal itu tentu saja membuat transaksi pembayaran yang selama ini menggunakan uang tunai beralih ke uang digital. Tak hanya itu, aktivitas perkantoran, pendidikan formal hingga setara pesantren pun mengalami perubahan, mereka belajar dari rumah masing-masing menggunakan perangkat smartphone dengan koneksi internet.

Diyakini, akan semakin banyak perubahan yang terjadi pasca pandemi covid-19 ini. Untuk mempersiapkan diri menyambut the new normal Indonesia, PPPA Daarul Qur'an mempersembahkan Ceo Talk dengan tema "Peluang dan Tantangan The New Normal Indonesia Setelah Pandemi" bersama KH. Yusuf Mansur dan jajaran pimpinan Daarul Qur'an lainnya hingga 11 Ceo unit-unit di Daarul Qur'an.

Dipandu oleh Irfan Junaidi, Pimpinan Redaksi Republika, acara tersebut dilaksanakan langsung via aplikasi zoom, Kamis (14/5) pagi dengan diikuti oleh ratusan masyarakat dari berbagai lapisan. Acara ini menjadi sangat istimewa karena mengulas sejumlah tantangan pasca pandemi dari berbagai lini seperti bisnis, sosial hingga akademis.

Menurut KH. Yusuf Mansur yang bertindak sebagai Key Note Speaker pada acara tersebut, perubahan memang sudah seharusnya terjadi, namun dalam menyikapi masa pandemi seperti sekarang ini, Daarul Qur'an dan masyarakat secara umum harusnya tidak hanya menjadikan fakta, data dan logika sebagai satu-satunya dasar berpikir. Sebab, masih ada Allah. Oleh karena itu harus memperkuat iman, doa dan permintaan.

Sebagai perumpamaan adalah para Nabi di zaman-zaman terdahulu, misalnya Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa dan para pengikutnya dahulu dikepung oleh Fir'aun dan bala tentaranya. Secara fakta, data dan logika, Nabi Musa tidak akan dapat selamat karena dihadapannya terbentang laut dan di belakangnya Fir'aun dan bala tentaranya.

Namun, karena Nabi Musa memiliki keyakinan berupa iman, doa dan permintaan yang dipanjatkan kepada Allah. Maka, Allah menolongnya dengan sebuah hal yang tidak dapat masuk di akal. Inilah yang diharapkan dapat menjadi keyakinan bersma bahwa di balik wabah ini ada hikmah yang dapat diraih, salah satunya dengan percaya kepada Allah.

Tantangan ini yang kemudian menjadi hal baru di Daarul Qur'an. Misalnya saja Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an. Dengan dipulangkannya para santri untuk mengantisipasi penularan covid-19 di lingkungan pesantren, santri-santri pun kini belajar, menghafal, dan memurojaah hafalan Al-Qur'an mereka secara online dengan asatidz Daarul Qur'an.

Secara garis besar, santi menikmati proses belajar dan menghafal di rumah secara daring ini. Selain dapat menyelesaikan tugas-tugas pesantren, mereka pun dapat berkumpul bersama keluarga di rumah.

Di sisi lain, ada hal baru yang dipelajari, Ustadz Ahmad Jamil mengatakan bahwa kini peran guru, ustadz dan pengajar mulai dapat dipahami oleh orang tua. Mereka jadi mengetahui tantangan mengajar pada anak-anak.

Di lingkup bisnis pun Daarul Qr'an dengan PayTren akan lebih memaksimalkan masa pandemi ini untuk memperluas jaringan dan manfaat aplikasi bayar-bayar melalui PayTren. Mengingat, pilihan utama masyarakat saat ini adalah cashless atau pembayaran digital.

Lini sosial kemanusiaan, masyarakat kini sangat terbantu ketika ingin melakukan donasi kepada mereka yang terdampak. Sebab dengan adanya layanana donasi via dompet digital, masyarakat dapat membantu mereka yang membutuhkan dari mana saja tanpa perlu repot mendatangi kantor lembaga kemanusiaan.

Banyak perubahan yang seharusnya dapat memberikan peluang-peluang baru bagi setiap masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh KH. Yusuf Mansur di awal bahwa tingkat kepercayaan manusia kepada Tuhannya sangat menentukan masa depan bangsa. Jadi, perbanyak ikhtiar dan doa untuk mewujudkan Indonesia yang baru pasca pandemi ini. (dio)