Dorongan Orang Tua Membawa Azzah jadi Penghafal Al-Qur’an
Admin
Azzah Nahdiyya Armina (15) merupakan santri kelas 11 di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhassus Tegal. Azzah, sapaan akrab teman-temannya, adalah gadis asal Cilacap, Jawa Tengah.
Azzah tak pernah membayangkan dirinya dapat mondok di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhassus Tegal. Sebab, mondok adalah pengalaman pertama kali baginya. Sebelumnya Azzah sekolah formal di salah satu SMP Islam di Cilacap.
Cerita Azzah hingga masuk di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhassus Tegal bermula dari dorongan orang tuanya yang terus meminyanya untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Sejak SD, Azzah sudah diperkenalkan dengan berbagai lomba yang berhubungan dengan Al-Qur'an. Salah satu lomba yang ia sering ikuti setiap tahunnya yakni lomba MTQ. Azzah pun kerap memenangkan lomba tersebut.
Dari prestasi yang ia raih itulah datang tawaran beasiswa. Setelah lulus SMP Azzah diarahkan orang tuanya untuk mondok. Awalnya ia keberatan, namun sebagai solusinya orang tua Azzah menyarankan dirinya untuk mengikuti Tahfidz Camp di Bogor, Jawa Barat.
Saat mengikuti Tahfidz Camp, ia dipertemukan dengan teman-teman penghafal Qur’an lainnya. Sejak saat itulah ia termotivasi untuk ikut menghafal Al-Qur’an.
"MasyaAllah begitu kagum melihat yang lain lancar menghafal Qur’an, dan ingin rasanya menjadi mereka untuk membanggakan orang tua sampai ke akhirat kelak," tuturnya.
Azzah pun mengikuti keinginan orang tuanya untuk mondok. "Alhamdulillah, di sini mendapat motivasi dari teman sesama penghafal Qur’an," tambahnya.
Begitu banyak hal yang membuatnya tersadar dengan pesan orang tua saat menginginkan dirinya menjadi penghafal Al-Qur’an. Azzah pun bertekad untuk dekat dengan Al-Qur’an dan mengkhatamkan hafalannya.
"InsyaAllah sudah pilih jalan bareng dengan Qur’an, jadi tidak boleh malas-malasan, harus terus dijaga hafalannya," pungkasnya. []
Oleh: Royana, PPPA Daarul Qur’an Cirebon
.jpeg){kind=small}
