Ikhtiar Mencetak Guru Tahfidz Melalui Akademi Tahfidz

Ikhtiar Mencetak Guru Tahfidz Melalui Akademi Tahfidz
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Perkembangan rumah tahfidz yang semakin menjamur di tanah air membuat kebutuhan akan pengajar pun kian meningkat. Untuk mewujudkan impian rumah tahfidz yang dapat hadir di setiap desa membutuhkan banyak tenaga pengajar. Selain itu, sebagai ikhtiar mencetak penghafal Qur'an yang berdedikasi juga dibutuhkan pengajar yang profesional.

Rumah Tahfidz Center yang membaca hal ini kemudian meracik program terbaru guna menyiapkan kader pengajar rumah tahfidz. Adalah Akademi Tahfidz, yakni program kaderisasi pengajar rumah tahfidz yang memiliki hafalan mutqin dan kemampuan mengajar yang mumpuni.

Ustadz Muhammad Halimi, penanggung jawab program ini mengatakan bahwa akademi tahfidz adalah tindak lanjut dari kadersisasi pengajar rumah tahfidz yang kian hari kian dibutuhkan. Misinya mencetak hafidz dan hafidzah yang unggul dan memiliki wawasan luas serta dapat mengabdi di masyarakat.

Salah satu syarat untuk mengikuti akademi tahfidz menurut Ustadz Halimi adalah telah lulus SMA. "Minimal lulusan SMA, laki-laki dan perempuan, nanti mereka dididik di asrama untuk menjadi guru tahfidz yang handal," ungkapnya.

Sedangkan syarat lainnya adalah bacaan Al-Qur'an yang sudah baik. Maka sebelum dinyatakan masuk ke program ini, peserta terlebih dahulu diuji bacaan Al-Qur'annya oleh para asatidz Daarul Qur'an.

Saat ini sudah ada 13 orang yang mendaftar akademi tahfidz. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya telah dimasukkan ke asrama di Parung, Bogor, Jawa Barat. Mereka berasal dari beberapa daerah dan berkeinginan untuk menjadi penghafal Qur'an dan pendiri rumah tahfidz.

Memang, selain kaderisasi guru tahfidz, tujuan utama program ini adalah memotivasi para peserta agar mau mendirikan dan mengembangkan rumah tahfidz di daerah asal mereka. Tentu saja hal ini selaras dengan misi besar Rumah Tahfidz Center untuk membangun rumah tahfidz di setiap desa.

Di bawah binaan Ustadz Nanda dan istri, para peserta akan dibekali dengan berbagai disiplin ilmu, di antaranya adalah dirosah Islamiyah, bahasa, tilawah dan yang paling penting adalah managemen rumah tahfidz.

Salah satu peserta yang sudah tiba di asrama adalah Indri. Ia adalah peserta asal Bengkulu. Saat ini Indri berusia 19 tahun, meski demikian ia sudah berkeinginan untuk menjadi pengajar Al-Qur'an.

Indri yang sudah mulai menghafal sejak lama ini sangat bersemangat menjadi guru tahfidz di rumah tahfidz. Menurutnya, hafalan yang nanti didapatkannya selama karantina harus disyiarkan melalui rumah tahfidz, salah satunya menjadi pengajar.

"Saya bangga berada di sini, terutama kepada ustadz dan ustadzah, insyaAllah saya siap berbakti," ucapnya. []