Perjuangan Erika Pun Dimulai
Perasaan Erika bercampur aduk tatkala tiba di Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Tegal. Erika Trisnawati (16), adalah santri Kampung Qur’an Rukem, binaan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, yang akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk masuk pesantren.
Setibanya di pesantren, Erika dan ibunya, Tri Wahyuni bertemu dengan pengasuh Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Tegal, Ustadz Ammar Machmud. Dalam percakapan mereka, Ustadz Ammar memberikan nasihatnya kepada Erika dan sang ibu.
“Menuntut ilmu dan menghafal Al-Qur’an berawal dari niat, tidak ada keterpaksaan. Niat murni untuk mendekatkan diri kepada Allah, ketika niat sudah bulat maka nanti akan total dengan sendirinya untuk menghafal Al-Qur’an, mengamalkan, dan mendakwahkan tanpa paksaan siapapun," ujarnya.
Hal yang terpenting, menurut Ustadz Ammar adalah rajin, sungguh-sungguh dan istoqamah. Ketika diuji oleh Allah maka jalan yang harus diambil adalah bersabar. Karena syukur dan sabar itu adalah dua hal yang harus dimiliki oleh seorang penghafal Al-Qur’an, tanpa hal itu seorang penghafal Qur'an tidak ada apa-apanya.
Erika mendengarkan dengan seksama petuah dari ustadz Ammar. Tak lupa Ustadz Ammar juga menyampaikan kepada Wahyuni untuk ikhlas melepas anaknya ke pesantren. "Untuk ibu mohon diikhlaskan anaknya, jangan ada hal yang ‘nggrundel’ atau disimpan dalam hati. Jika Ibu sudah ikhlas maka Allah akan mengatur. Jangan sering ditelefon dan dijenguk, jadi sabar dulu. Insyaallah jalan kesini itu sudah bagus, putri Ibu akan dibimbing,” begitu Ustadz Ammar menyampaikan nasihatnya.
Wahyuni hanya terus berkaca-kaca, bahkan saat dirinya diajak mengelilingi area pesantren. Ia masih tidak percaya bahwa anaknya akan belajar di sana.
“Seneng banget, dari dulu Erika pengen sekolah SMA, tapi saya belum bisa menyanggupi, teman-temannya pada sekolah tapi dia nggak bisa sekolah. Sejak kecil dia pengen di pesantren, saya ikhlas, mudah-mudahan ini jadi jalan Erika,” terang Ibu Wahyuni sambil sesekali mengusap air matanya yang terus keluar." tutur Wahyuni.
Selain Erika yang bersyukur karena mimpinya untuk masuk pesantren akhirnya terwujud, sang ibu pun sangat bangga kepada anaknya itu. Meski awalnya berat untuk melepas putri sulungnya merajut mimpi di pesantren, Wahyuni pun akhirnya mengikhlaskan Erika.
Sebelum pulang, ibu dan anak ini terus berpelukan. Perpisahan memang memilukan, Erika menciumi ibu dan adiknya berkali-kali. “Senang dan sedih,” hanya itu yang bisa terucap dari anak yang bercita-cita menjadi seorang guru ini. []