Kisah Fatikh, Santri Rumah Tahfidz yang Selangkah Lagi Jadi Polisi Berbekal Qur’an

Kisah Fatikh, Santri Rumah Tahfidz yang Selangkah Lagi Jadi Polisi Berbekal Qur’an
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Fatikhul Muttaqin (20) atau yang akrab disapa dengan nama Fatikh ialah santri dari Rumah Tahfidz Al-Husna, Semarang. Sejak 19 tahun silam, ayah dan ibunya telah berpisah.

Sejak saat itu pula keadaan pun menjadi sangat berbeda. Sang ibulah yang dengan sabarnya berusaha menjadi sosok seorang ayah dan ibu bagi Fatikh. Ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga sejak saat itu. Bekerja dari pagi hingga petang tiba pun tak dihiraukan lagi oleh sang ibu, semua dilakukan demi mampu memberi kecukupan hidup untuk  anak-anaknya.

Keadaan ini pun membuat Fatikh tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas. Ternyata salah satu kuncinya adalah sang ibu. Meski memiliki kesibukan yang luar biasa, ibunya tak pernah absen untuk mengajari Fatikh ilmu-ilmu agama hingga kini ia menjadi penghafal Al-Qur'an.

Saat ini, sudah 10 bulan Fatikh mondok di Rumah Tahfidz Al-Husna. Tentunya begitu banyak rintangan yang ia hadapi, namun demi membahagiakan sang ibu dan mewujudkan keinginannya memiliki anak Hafidz Qur'an, Fatikh tak pernah menghiraukan segala rintangan yang ada.  

Fatikh pun memiliki cita-cita menjadi seorang Polisi. Namun, keinginan sang ibu lebih utama yang harus ia wujudkan. Allhamdulillah, 10 bulan mondok di Rumah Tahfidz Al-Husna, telah membekali Fatikh dengan hafalan 18 Juz Al-Qur'annya.

Setiap pagi hingga malam hafalan-hafalan itu selalu ia murojaah dan setorkan kepada sang ustadz. Hal itu ia lakukan untuk terus menjaga hafalannya sebelum ia menambah hafalan di juz selanjutnya.

Tak disangka, bekal dari hafalan 18 juz Al-Qur'anya, ternyata mampu membawanya untuk meraih impian yang ia idamkan sedari kecil, yakni menjadi seorang Polisi. Fatikh mengikuti seleksi pendaftaran Bintara Polri melalui jalur khusus yakni jalur Proaktif Bintara Polri yang mensyaratkan pesertanya harus hafal minimal 10 juz Al-Qur'an.

Mengetahui dibukanya pendaftaran Polisi dengan adanya jalur tersebut, Fatikh mantap untuk meminta restu kepada sang ibu juga ustadz untuk mengikuti seleksi ini. Allhamdulillah, tinggal selangkah lagi Fatikh bisa meraih impianya menjadi seorang Polisi. Saat ini ia tengah menunggu hasil pengumuman akhirnya.

"Mohon doanya teman-teman semoga saya diizinkan untuk meraih mimpi saya. Saya ingin bisa berbagi dan mendakwahkan Al-Qur'an di lingkungan profesi yang saya idamkan ini nantinya, agar Al-Qur'an semakin banyak dicintai oleh seluruh umat muslim didunia", tutur Fatikh.

Kegigihan, semangat serta bakti Fatikh kepada sang ibu nyatanya tak mengurangi sedikitpun kesempatan untuknya meraih cita-citanya. Justru dari keinginan sang ibu yang mengharapkan Fatikh menjadi seorang penghafal Al-Qur'anlah yang kini tengah mengantar Fatikh menuju gerbang impian yang ia cita-citakan. []

Oleh: Ade, PPPA Daarul Qur’an Semarang