Mahkota Kemuliaan untuk Orangtua dari Riska Amelia
“Alasan Riska menghafal Qur’an yang pertama itu karena Allah. Tapi Riska juga pengen kasih yang terbaik untuk orangtua,” ujar Riska Amelia, salah satu mahasiswi penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders yang saat ini berkuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) angkatan 2017.
Bagi Riska, jasa orangtua tak mampu ia balas dengan harta dunia. Menurutnya, materi akan habis dimakan waktu. Karena itu, Riska memilih jadi penghafal Al-Qur’an dengan harapan bisa membalas budi kedua orantuanya yang selama ini telah berjuang membesarkan ia dan adik-adiknya.
“Kalau saya enggak bisa kasih di dunia, maka saya pengin banget kasih mahkota kemuliaan ke kedua orang tua saya. Itu yang membuat saya kuliah sambil menghafal Al-Qur’an,” tutur Riska yang kala itu tak sanggup menahan tangis haru saat menyampaikan niatnya ini.
Tetap Semangat Menghafal Al-Qur'an
Menjadi seorang penghafal Al-Qur’an, aktivis dakwah, sekaligus mahasiswa sebuah kampus negeri ternama di Jakarta bukanlah hal yang mudah. Namun hal ini nyata dilakoni Riska setiap hari. Ia menceritakan rangkaian aktivitasnya yang padat di kampus.
Mulai dari menjadi Kepala Departemen Qur’an Center di lembaga dakwah prodi, menjadi staf kurikulum di sebuah rumah belajar, dan menjadi Koordinator PSDA relawan disabilitas di UNJ. Ditambah lagi tugas kuliah yang tak ada habisnya, dan kewajiban menghafal Al-Qur’an.
Meski semua kegiatan itu telah menyita waktu dan tenaga, namun Riska mengaku tetap semangat menghafal Al-Qur’an. “Sebenarnya itu balik lagi di niat awal kita menghafal. Niat dulu yang pertama. Kalau saya sendiri, insya Allah niatnya karena Allah, dan karena orang tua,” ujarnya.
Harapan Orangtua
Ayah dan ibu Riska bukanlah orang berada. Ia mengakui kalau kedua orang tuanya hanya lulusan sekolah dasar. Ayahnya berprofesi menjadi penjahit keliling, sementara ibunya hanyalah ibu rumah tangga yang kadangkala berjualan gorengan di tempat mengaji anak-anak.
Karena itu ia ingin sekali memberikan yang terbaik untuk kedua orangtuanya. Sehingga, bilamana ia merasakan imannya menurun saat menghafal Al-Qur’an, maka ia akan kembali mengingat niat awal dirinya berada di posisi saat ini, dan teringat kedua orang tuanya.
"Misalnya lagi futur (malas), saya langsung ingat lagi, saya ada di sini dan menghafal untuk siapa? Tapi niat pertama tetap karena Allah; dan kedua, karena pengin kasih yang terbaik buat orang tua,” ujar perempuan yang bercita-cita ingin punya rumah tahfizh ini.
Niat Riska disambut baik oleh kedua orangtuanya. Hal itu tampak saat tim PPPA Daarul Qur’an dan SedekahOnline.com menyambangi kediaman Riska di daerah Pamijahan, Bogor, Jawa Barat pada pertangahan Maret lalu. Mereka bersyukur memilik anak penghafal Qur’an seperti Riska.
“Cuma doa yang bisa kami berikan untuk anak-anak. Semoga Riska sukses dunia akhirat. Umi dan Abi bangga sekali sama Riska,” ujar ayah dan ibu Riska. Mereka berharap anak-anaknya menjadi penghafal Qur’an 30 juz, bisa lulus kuliah dan meraih cita-cita.
Gersena untuk Kaderisasi 1.000 Sarjana Penghafal Al-Qur’an
Riska adalah salah satu dari 148 penerima BTQ for Leaders di 24 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Melalui Gerakan Sedekah Nasional (Gersena) yang jatuh pada 27 April 2019, PPPA Daarul Qur’an mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut menjadi bagian dari lahirnya para sarjana penghafal Al-Qur’an.
Melalui pembangunan Institut Daarul Qur’an (Idaqu) PPPA Daarul Qur’an juga berupaya mewujudkan mimpi para penghafal Al-Qur’an menjadi sarjana yang siap mendidik, memimpin dan entrepreneur yang berkarakter Qur’ani, berwawasan global serta memiliki pengetahuan luas.