Transformasi Santri Rumah Tahfidz di Era New Normal
Pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar tetap produktif meski di masa pandemi Covid-19. Maka, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat masyarakat melakukan aktivitasnya, perlu diciptakan tatanan baru atau disebut new normal melalui beragam protokol kesehatannya.
Era new normal yang saat ini menjadi perbincangan publik berlaku juga untuk para santri di rumah tahfidz. Setelah diliburkan sejak pertengahan April lalu, para santri pun dijadwalkan akan masuk kembali dengan protokol kesehatan yang dirancang oleh Rumah Tahfidz Center dan Daarul Qur'an.
Ustadz Agus Jumadi, selaku General Manager Sosial, Dakwah, dan Advokasi PPPA Daarul Qur'an mengatakan bahwa para santri rumah tahfidz di seluruh Indonesia rencananya akan memulai aktivitas belajar dan menghafal Al-Qur'an pada 13 Juli mendatang. Oleh sebab itu, pihaknya telah memberikan edukasi kepada seluruh koordinator daerah rumah tahfidz untuk kemudian mensosialisasikannya kepada rumah tahfdz di bawah naungannya.
Sedangkan untuk menyesuaikan dengan era new normal ini, para santri rumah tahfidz perlu memperhatikan sejumlah protokol kesehatan. Ustadz Agus pun menyebutkan protokol kesehatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh elemen di rumah tahfidz, baik pengasuh, pengajar hingga santri.
"Maka dari itu, ada protokol kesehatan yang harus dilengkapi, pertama santri disarankan untuk rapid test di tempatnya masing-masing, bagi rumah tahfidz atau pesantren yang mukim. Kalau tidak rapid test, minimal punya surat kesehatan dari instansi kesehatan setempat," kata Ustadz Agus pada Jum'at (12/6).
Kemudian, santri disarankan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya masing-masing sebelum masuk rumah tahfidz. Selain itu, santri juga diwajibkan membawa peralatan pribadinya dengan lengkap agar tidak saling bertukar dengan rekan-rekannya.
"Santri harus membawa alat-alat pribadi. Sajadah punya sendiri, alat makan dan minum sendiri, handuk, sabun, semua, jadi tidak ada barang yang bergantian," tuturnya.
Melalui Rumah Tahfidz Center sebagai pusat manajemen rumah tahfidz, Ustadz Agus juga mengimbau agar setiap rumah tahfidz menyediakan termogram atau alat ukur suhu tubuh. Tujuannya agar setiap santri yang memasuki kawasan rumah tahfidz benar-benar dalam kondisi sehat.
Setelah itu, antisipasi lainnya seperti menggunakan masker di area rumah tahfidz, menjaga social distancing hingga penggunaan face shield pun diterapkan. "Tentu saja, mereka harus memakai masker, social distancing, dan menggunakan face shield, terutama pengajar," imbuh Ustadz Agus.
Pola hidup bersih dan sehat pun diberlakukan dengan mengimbau santri agar mencuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun. Selain itu ia juga mengatakan perlunya penyemprotan cairan disenfektan secara berkala oleh rumah tahfidz.
Harapannya, para santri dapat menerapkan protokol kesehatan tersebut dan terhindar dari segala keburukan. "Mudah-mudahan bisa jadi manfaat, jadi panduan," pungkas Ustadz Agus. []