Abi, Penerus Dakwah Al-Qur’an Orang tua
Dilahirkan dari keluarga penghafal Al-Qur’an membuat Muhammad Abi Khair Syamsudin (16) juga ingin menjadi seorang Hafidz Qur’an. Keinginan itu menguat sejak Abi, panggilan akrabnya, ditinggal oleh sang ayah tiga tahun lalu.
Orang tuanya sudah membiasakan Abi dan saudara-saudaranya untuk dekat dengan Al-Qur’an sejka belia. Mereka dididik menghafal Al-Qur’an dari keluarganya. Kakak Abi pun sudah hafal 20 juz, adiknya yang masih SD juga sudah memiliki hafalan. Sampai detik ini Ibunda Abi juga masih istiqamah mengajar Al-Qur’an di rumahnya walau sudah ditinggal Ayahnya.
Semenjak ditinggal sang ayah, Abi hanya selalu mengingat pesan terakhir ayahnya bahwa menghafal Al-Qur’an harus lillahi ta’ala. Sementara ketika ditanya bagaimana ibundanya yang seorang diri memenuhi kebutuhan sehari-hari Abi dan saudara-saudaranya, ia hanya menjawab seperti apa yang dipesankan ibunya.
“...dari Allah, kata Ibu kalau masalah rizki sudah dicukupkan oleh Allah,†ungkap Abi, yang juga bercita-cita dapat melanjutkan pendidikan tinggi di UIN Sunan Kalijaga ketika sudah lulus SMK kelak.
Abi masih ingat betul, setiap nasihat yang diberikan mendiang ayahnya saat perjalanan menuju pesantren tahfidz. Juga harapan-harapan ayah untuk Abi dan kakak adiknya. Ia tidak menduga, kalau itu adalah perbincangan Abi untuk yang terakhir bersama sang ayah.
“Dulu saya ndak dikasih tau kalau bapak meninggal, baru setelah 3 bulan di pesantren dikabarin kalau bapak sudah ndak ada,†jawab Abi melirih.
Sejak mendengar kabar itu, tekad Abi untuk segera menjadi Hafidz Qur’an semakin kuat. Ia pun merupakan salah satu santri yang berprestasi di Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk. Hafalannya sudah mencapai juz 20. Ia juga bercita-cita mengkhatamkan hafalannya di Rumah Tahfidz Nurul Qur’an Patuk sambil melanjutkan sekolah. Akhirnya jurusan Teknik Sepeda Motor di sebuah sekolah kejuruan menjadi pilihan Abi demi memperoleh keterampilan tambahan untuk modal kehidupannya kelak.
Rencananya ketika sudah lulus SMK nanti, putra dari Ibu Mahmudah ini juga berkeinginan melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi dengan jurusan keagamaan. Cita-citanya untuk melanjutkan dakwah Al-Qur’an orang tuanya tertanam kuat dalam relung hatinya. Walau kehidupan keluarganya cukup sulit namun kesabaran sang ibunda terus menguatkan Abi.
Abi yang sempat terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan SMK itu akhirnya dapat kembali tersenyum bahagia. Bingkisan Untuk Yatim (BUY) dalam bentuk beasiswa pendidikan menyambangi Abi tepat sore hari sebelum ngaji sore dimulai. BUY merupakan salah satu program PPPA Daarul Qur’an yang diberikan untuk yatim dan dhuafa penghafal Al-Qur’an di dalam negeri dan mancanegara. Alhamdulillah, mulai sore itu akhirnya Abi dapat melanjutkan mimpinya untuk tetap sekolah. Semoga BUY menjadi solusi santri yatim dan dhuafa untuk meneruskan pendidikan dan menurunkan angka putus sekolah. []