Bingkisan untuk Guru Ngaji Rumah Panggung

Bingkisan untuk Guru Ngaji Rumah Panggung
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Medan Belawan yang berbatasan langsung dengan wilayah pelabuhan, membuat sebagian besar rumah penduduknya berbentuk panggung. Yakni dibuat lebih tinggi agar berjarak dengan air yang menggenang di bawah lantai rumah.

Beberapa rumah panggung yang dijumpai adalah rumah mengaji bagi anak-anak di daerah tersebut. Pemandangan yang tak sering dilihat untuk sebagian besar rumah mengaji. Juga yang tak kalah menariknya adalah perjuangan para pengajar di sana.

Misalnya saja Nek Abe. Begitu orang-orang memanggil nenek yang merupakan warga asli Medan Belawan itu. Hingga kini memiliki cucu, ia masih tetap istiqomah menjadi pengajar Qur'an.

Terhitung, kurang lebih 80 santri telah lahir dari tempahan ajarannya. Nek Abe menjadi salah satu pengajar yang dituakan di kampung ini. Para santri didikannya pun banyak yang sudah beralih menjadi pengajar.

Kemudian ada juga Khairiah dan Marwiyah yang menyulap rumah panggung milik mereka menjadi tempat mengaji dan TPA untuk anak PAUD dan TK. Hingga saat ini ada 70 murid tercatat aktif belajar bersama mereka.

Terakhir ada Kak Ijah. Gadis ini begitu menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Di usianya yg masih muda, banyak bakti yang sudah ia berikan untuk mencerdaskan adik-adik di kampungnya agar bisa belajar Al-Qur'an. 

Di bawah Rumah Quran Darul Hufadz, ia bersama sembilan guru lainnya bergerak untuk menjaring sebanyak mungkin anak-anak, baik yatim maupun dhuafa untuk belajar Al-Qur'an.

Atas ikhtiar mereka mendakwahkan Al-Qur'an, PPPA Daarul Qur'an Medan memberikan bingkisan lebaran untuk guru ngaji dan penghafal Al-Qur'an. Bantuan itu merupakan bentuk apresiasi dari para donatur untuk para guru ngaji yang tetap berjuang dalam berbagai rintangan. (adhe/dio)