Eva Fauziyah Meninggalkan Kampung Halaman Demi Belajar Al Qur’an

Keinginan untuk belajar dan menghafalkan Al-Qur’an mengantarkan Eva Fauziyah (16) untuk meninggalkan kampung halamannya di tanah Sunda tepatnya di Kampung Caringin, Desa Pageralam, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Eva Fauziyah Meninggalkan Kampung Halaman Demi Belajar Al Qur’an
Eva Fauziyah Meninggalkan Kampung Halaman Demi Belajar Al Qur’an
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Keinginan untuk belajar dan menghafalkan Al-Qur’an mengantarkan Eva Fauziyah (16) untuk meninggalkan kampung halamannya di tanah Sunda tepatnya di Kampung Caringin, Desa Pageralam, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Diantarkan oleh kedua orangtuanya, Eva begitu sapaannya menempuh perjalanan selama 12 jam untuk bisa tiba di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhasus Sofia di Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Anak keempat dari enam bersaudara ini mengaku mulai belajar Al-Qur’an sejak SD. Bermula dari didikan orang tuanya yang membimbingnya melalui guru ngaji. Namun keinginan untuk menghafal Al-Qur’an baru muncul saat ia duduk di kelas 1 SMP.

Keinginannya tersebut termotivasi oleh sang kakak yang sedang mondok di pesantren yang tak begitu jauh dari rumahnya. Semenjak itu cita-cita Eva pun tak hanya sekedar menjadi seorang guru saja namun bertambah lagi yakni menjadi penghafal Al-Qur’an.

Setelah menamatkan pendidikannya di SMPN Satu Atap 2 Taraju, Eva bertekad masuk pesantren tahfizh dan  mulai mencari berbagai informasi. Bak gayung bersambut, kakak iparnya saat itu memberitahukan informasi tentang seleksi penerimaan santri dengan beasiswa penuh di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhasus . 

Rasa syukur dan bahagia dirasakan Eva dan keluarga saat  dinyatakan lulus seleksi dan terdaftar sebagai santri di Pesantren Takhasus. “Bersyukur banget bisa keterima di Takhasus Daarul Qur’an, walaupun sempat kaget pas tahu penempatannya di Kota Semarang, ngiranya bakal di tempatin di daerah yang terdekat. Sempat ada rasa takut juga karena pertama kalinya jauh dari keluarga, saya orang pertama di keluarga yang merantau. Semuanya disyukuri, karena mengapai cita – cita pasti ada rintangannya, insyaAllah nanti Allah yang akan memberikan kemudahan," tutur Eva.

Kini Eva tercatat sebagai santri di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Takhasus Sofia angkatan tahun 2022, yang baru saja tiba pada Ahad (17/7). Eva sempat sakit saat pertama tiba di Semarang lantaran perbedaan iklim tempat tinggalnya. Namun hal itu, tak sedikit membuatnya ingin mundur.

Jarak yang jauh dari keluarga dan perbedaan suasana yang dihadapi bukanlah suatu halangan, namun membuatnya semakin termotivasi. Ini adalah langkah awal bagi Eva untuk memulai perjalanannya mengapai cita-cita.

Ia bertekad untuk menghafal 30 juz saat ia lulus nanti. Pesan orang tuanya untuk hanya menggantungkan semuanya kepada Allah dengan selalu bersabar dan bersyukur menjadi pegangannya dalam menjalani proses meraih impiannya.

Oleh: Shinta, PPPA Daarul Qur'an Semarang