Haru Biru Wisuda Akbar Ke-9 Yogyakarta
Sejak Subuh, jemarinya tak berhenti menggulirkan layar ponselnya. Tangannya semakin gemetaran, seakan tidak percaya, melihat namanya tersirat di dokumen susunan acara Wisuda Akbar Rumah Tahfizh Ke-9 Yogyakarta. Untuk apa? Dirinya pun berpasrah juga berbaik sangka, mungkin hanya sekadar membantu tugas panitia membawakan properti penyerahan hadiah umrah. Hingga talbiyah ribuan hadirin menggetarkan pagi itu menghanyutkan dalam pamrih agar segera tiba ke Mekkah untuk memenuhi panggilan-Nya.
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarikalaka labbaik, innalhamda wanni’mata, laka wal mulk, laa syarikalaka”. Nama Iis Muzayanah (21) pun dipanggil untuk maju ke panggung, bukan untuk membantu panitia membawa properti hadiah, namun untuk menerima hadiah umrah dari PT Bumi Nata Wisata (BNW) Regional Yogyakarta sebagai hafizhah terbaik pada acara Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) tahun 2018 lalu. Kaki tangannya gemetar ketika namanya kembali disebut dan diperkenankan menaiki panggung Masjid Kampus UGM pada Ahad (24/2) lalu.
Santri Rumah Tahfizh Tasnim Darusalam Yogyakarta ini terus menangis, tidak menyangka dirinya benar-benar bisa memenuhi panggilan Allah SWT. “Allhamdullah, saya bisa bergabung di Daarul Qur’an, di sini saya benar-benar belajar banyak. Jujur dulu saya mulai menghafal karena desakan orang tua, dan baru sekarang ini setelah saya hafal 30 juz saya merasakan dahsyatnya menjadi seorang hafizhah. Masyaallah, ndak nyangka banget, benar-benar kerasa barangsiapa menggenggam Al-Qur’an insyaallah dunia juga tergenggam, bukan hanya akhirat saja,” terang gadis manis asal Cilacap yang terus tersendu dalam syukur.
Bagi Iis, kendala menghafalnya hanya rasa malas. Kembali diingatnya tujuannya menghafal, maka akan berlanjut pula hafalannya hingga selesai 30 juz. “Rasakan dahsyatnya Al-Qur’an, karena menghafal itu bukan sekedar menghafal, tapi terus mengulang untuk menjaga hafalan itu,” tegas Iis.
“Subhanallah walhamdulillah, Mbak Iis ini mendapatkan umrah gratis sekaligus beasiswa S1 di universitas mana saja bahkan dijanjikan akan mendapat beasiswa S2 di Madinah. Itulah hebatnya Al Qur’an nak. MasyaAllah, semoga dengan Wisuda Akbar ini ibadah dan hafalan kita semakin meningkat, Allahu akbar,” ujar Bunda Irya, pengasuh Iis di Rumah Tahfizh Tasnim Darusalam, Yogyakarta.
Besar rasa syukur Bunda yang tahun ini santri-santrinya memborong prestasi penghargaan khususnya Iis, kategori santri terbanyak hafalannya oleh Muhimi (21), dan kategori santri terbaik hafalannya oleh Valien Cantika Raga (19). Baginya semua penghargaan ini menjadi rezeki yang sama sekali tidak disangka-sangka. Besar harapan Bunda Irya agar semua santri Rumah Tahfizh lain juga semakin semangat dalam menghafal Al-Qur’an.
Adapula Mbokde Wadiyem, Pengasuh Rumah Tahfizh Samparan Bantul yang turut terenyuh dengan kisah Iis dan teman-temannya. Tangis ustazah yang sudah berusia lanjut ini tertuang dalam rasa syukur diberi kesempatan untuk berada di lingkungan dan keluarga besar PPPA Daarul Qur’an.
“Alhamdulillah, Mbokdhe ikut terenyuh, tidak ada kebahagian sing kulo rasakke kados Wisuda Akbar ke-9 meniko (tidak ada kebahagiaan yang pernah saya rasakan seperti Wisuda Akbar ke-9 ini). Tausiahnya bikin nangis. Liat Bunda Irya dan santri-santrinya bikin bangga. Semalem saya intropeksi diri, dulu saya bersama tiga adik laki-laki saya dalam kegelapan, hujan-hujanan, ngaji kemana-mana. Tapi ndak sehebat anak-anak sekarang, karena cara ngajar guru-guru kita almarhum almarhumah berbeda dengan ustadz-ustadzah sekarang. Tapi Alhamdulillah, dulu diberi kesempatan menimba ilmu di sana, dan sekarang di beri kesempatan sama Allah SWT bersama Qur’an. Senang melihat Bunda bahagia bersama santrinya, terima kasih Bunda terimakasih,” ucap terang Mbokde yang terus terhanyut dengan rasa syukurnya menjadi bagian dari pejuang tahfizhul Qur’an bersama Daarul Qur’an.
Sepenggal kisah dahsyatnya Al-Qur’an mewarnai haru biru pelaksanaan Wisuda Akbar Rumah Tahfizh ke-9 di Masjid Kampus UGM Yogyakarta. Semoga para santri Rumah Tafizh diberikan kekuatan dan keistiqomahan dalam menghafal Qur’an. Besar harapan kita agar terus tercipta hafizhah seperti Iis dari seluruh Rumah Tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an.