Indri, Belajar dan Menghafal Qur'an Karena Ingin Dirikan Rumah Tahfidz
Akademi Tahfidz akan segera dimulai untuk menjawab kebutuhan pengajar tahfidz di berbagai sektor dakwah Daarul Qur'an, terutama rumah tahfidz. Sejumlah peserta sudah mendaftar dan sebagian dari mereka pun telah berada di asrama untuk segera memulai kegiatan belajar dan menghafalnya.
Salah satunya adalah Indri Dwi Yanturi atau akrab disapa Indri. Ia adalah satu-satunya peserta yang berasal dari Bengkulu. Anak kedua dari dua bersaudara itu memutuskan untuk bergabung bersama akademi tahfidz karena ingin mendedikasikan ilmunya untuk generasi masa depan.
Ayahnya adalah seorang TNI dan ibunya wirausaha. Ia lahir dari keluarga yang sangat menomor satukan pendidikan agama. Hal itu terbukti karena sejak kecil ia sudah mulai menghafal Al-Qur'an, tepatnya pada saat duduk di bangku sekolah dasar.
Berkecimpung di dunia pendidikan pesantren sudah membuatnya terbiasa untuk jauh dari pelukan orang tua, bahkan sejak dirinya TK. Ia pun sempat mengenyam pesantren di Bogor, Jawa Barat. Namun, hal tersebut justru membuat mentalnya sekuat baja. Sebab, jauh dari orang tua sejak kecil tidak mudah. Namun Indri dapat berjuang dan tumbuh mejadi pribadi yang kuat.
"Pertama kali saya menghafal itu waktu SD, alhamdulillah saya di SDIT, kemudian lanjut di SMP, saya juga pondok pesantren di Bogor, itu saya juga menghafal, tapi sekaligus sekolah," ungkap Indri.
Kemudian, ia melanjutkan, di SMA tempatnya belajar pun terdapat program tahfidz yang membuatnya semakin bersemangat untuk menghafal Qur'an. Maka tak heran jika ia tak khawatir lagi dengan ritme setoran hafalan di asrama karena sudah terbiasa menghafal.
"Kemudian sama, waktu masuk SMA IT juga ada program menghafal, dari sana saya sudah terbiasa menghafal Al-Qur'an. Alhamdulillah sekarang sudah tujuh juz," tutur dara berusia 19 tahun itu.
Selepas SMA, ia membulatkan tekad untuk bergabung di akademi tahfidz dan berharap dapat menjadi guru tahfidz. Itu semua tak lepas dari motivasinya yang sangat kuat.
Menurutnya, motivasi utamanya dalam menghafal dan bergabung di akademi tahfidz adalah orang tua. Karena ia ingin mempersemahkan hafalan Al-Qur'an bagi kedua orang tuanya kelak. Mengingat, orang tuanya bercita-cita memiliki anak penghafal Qur'an.
"Motivasi saya, pertama dari orang tua saya yang bercita-cita ingin punya anak penghafal Qur'an, kemudian kedua bahwa penghafal Qur'an itu sangat mulia, maka dari itu sudah pengen banget jadi hafidzah," tukasnya.
Ia berharap ilmu yang didapatkannya dari ustadz dan ustadzah di sekolah dan asrama akademi tahfidz bermanfaat baginya. Sehingga ia dapat meneruskan apa yang dicita-citakan semuanya yatu mendirikan rumah tahfidz.
"Pengen banget bisa bangun rumah tahfidz, supaya masyarakat tahu bahwa menghafal Qur'an itu sangat indah," pungkasnya. []