Kehadiran Qur'an di Pelosok Jailolo
Qur’an hadir pasca musibah gempa 6,3 skala richter yang mengguncang Bobanehena, Jailolo, Halmahera Barat pada pertengahan tahun 2016 lalu. Program recovery pembanguan 100 Rumah Qur’an dari PPPA Daarul Qur’an telah membawa banyak perubahan dalam tatanan masyarakat lokal. Terkhusus program recovery tersebut berlanjut dengan disahkannya Kampung Qur’an Jailolo di akhir tahun 2016 dengan dampingan Ustaz Miftah.
Berdakwah di tengah masyarakat yang sangat kental dengan budaya setempat menjadi tantangan Ustaz Miftah saat mendakwamkan tahfizhul Qur’an di Jailolo. Tidak adanya akses masyarakat membuat warga Kampung Jailolo minim informasi dan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu dasar baca tulis Al-Qur’an.
“Dulu kami ndak bisa Nak bilang ta, selalu bacanya da, memang bawaan lidah yang susah sekali. sama kaya ro kita bacanya ra. Pernah juga dulu ngaji sama ustaz ada qonitiin, saya bacanya konidiin. Dibilang sama ustaz itu obat sakit kepala. Ya saya jawab memang saya sakit kepala ustaz, susah kali ngajinya ini, perjuangan itu Nak,” ucap Mama Ros (42) dengan nada meninggi khas warga Kampung Qur’an Jailolo.
Menginjak tahun ketiga dakwah Daarul Qur’an di Jailolo, kini masih ada sekitar 75 warga yang istiqomah belajar membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. Mereka sadar, kebaikan alam yang bertahun-tahun mereka nikmati adalah pemberian Allah SWT. Buah pala, cengkeh, kopra dan hasil kebun lain yang melimpah hanyalah sebagian kecil nikmat yang telah mereka rasakan daripada nikmat di akhirat nanti.
“Kalau kepingin ngaji dari dulu, tapi kami belum bisa bergabung dengan pengajian di kota. Malu sendiri kita kalau kesana, belum bisa bawa Al-Qur’an besar, kita sudah tua-tua gini masih belajar iqro. Ngajinya kami dulu juga ndak begini, ndak ada uang untuk ngundang ustaz. Makanya Ustaz Miftah itu udah saya anggap anak sendiri, pokoknya jangan pulang lah,” jawab Nenek Yau (60) saat kami temui di Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Bobanehena pada Selasa (2/7) lalu.
Alhamdulilah, Mama Ros dan Nenek Yau bersama 12 temannya serta 60 anak Kampung Jailolo sudah bisa membaca dan menghafal Al-Qur’an bersama Ustazah Rizky Yanuar Rini, Pendamping Kampung Qur’an Jailolo yang saat ini menggantikan peran dakwah Ustaz Miftah.
Mereka sepakat, menjadi penghafal Al-Qur’an adalah cita-cita yang mereka Aamiin-kan saat ini. Sebuah perubahan dan tujuan baru untuk kemajuan tahfizhul Qur’an dari pelosok Kampung Qur’an Jailolo. Semoga mereka istiqomah dan mendapat kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an, insya Allah. (runti/ara)