Keutamaan Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharam

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharam
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Muharam menjadi pembuka bulan-bulan lainnya. Rasulullah SAW menyebut Muharam sebagai Syahrullah (bulan Allah). Karenanya, Muharam memiliki banyak sekali keutamaan. Dalam bahasa Arab, Muharram bermakna 'waktu yang diharamkan'. Maksudnya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melalukan perbuatan dosa.

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu." (At Taubah ayat 36)

Karena itu Rasulullah SAW mengajak umatnya memperbanyak amalan-amalan sunah di bulan Muharam. Adapun amalan-amalan yang dikerjakan yakni memperbanyak puasa sunah seperti Tasu’a dan Asyura (9-10 Muharam) serta menyantuni anak yatim. Puasa Asyura sendiri memiliki keutamaan yakni menggugurkan dosa setahun yang lalu.

Sementara Allah menjanjikan surga kepada umatNya yang menyantuni anak yatim. Seperti dalam hadits Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim akan berada di surga kelak. Kemudian Nabi Muhammad mengisyaratkan dengan mensejajarkan jari telunjuk dan jari tengahnya”. (HR Bukhari)

Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10) Muharam, niscaya Allah memberikan seribu pahala malaikat dan 10.000 pahala syuhada’. Dan baragsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.

PPPA Daarul Qur’an sendiri setiap tahunnya selalu berupaya memberikan perhatian besar kepada anak-anak yatim dhuafa. Khususnya para santri-santri penghafal Al-Qur’an yang orangtuanya telah meninggal dunia terlebih mereka kekurangan dalam segi ekonomi.

Ahmad Maulana Afrianto (14) misalnya, salah satu santri Rumah Tahfizh Al Barokah Merapi, Jawa Tengah. Sang ayah telah berpulang sejak 2006 lalu, ibunya tinggal sendirian menjadi buruh tani di kampungnya Gantang, Magelang. Cita-cita Afri adalah menjadi penghafal Al-Qur’an agar bisa membawa ibu dan kakaknya berkumpul lagi dengan mendiang bapaknya di surga.

Afri adalah satu dari ratusan santri penghafal Al-Qur’an yatim dhuafa yang sangat membutuhkan dukungan dari kita semua. Di bulan Muharam yang penuh kemuliaan ini, PPPA Daarul Qur’an mengajak seluruh masyarakat untuk berbagi kepada mereka melalui “Bingkisan untuk Yatim”. Semoga menjadi wasilah kebaikan dan keberkahan untuk kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin. (ara)