Taslan, Guru Ngaji yang di-PHK dari Pekerjaannya

Taslan, Guru Ngaji yang di-PHK dari Pekerjaannya
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Taslan (51) kini terpaksa menjadi pengangguran setelah di-PHK dari pekerjaan yang selama ini menjadi jalan rizkinya. Ia menjadi salah satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang harus dirumahkan akibat dampak pandemi Covid-19.

Ia tinggal di Asahan, Sumatera Utara. Di tengah krisis yang mencekik perekonomian sebagian besar masyarakat ini, ia harus menghidupi empat orang anak dan seorang istri. Namun, dukungan dari keluarganya menjadi semangat moral yang membuatynya tidak pantang menyerah.

Tak seperti dua anak laki-lakinya yang ia izinkan untuk bekerja, anak perempuannya tak ia perbolehkan untuk bekerja. "Biarlah anak perempuan kami yang menemani kami di rumah, membantu ibunya mengurus si bungsu," tutur Taslan.

Di sela-sela waktunya, Taslan mengabdikan dirinya untuk merawat masjid di dekat rumahnya. Sebagai seorang perantau, ia mengerti betul arti berjuang dan bertahan di negeri orang.

Awalnya ia mencoba peruntungan dengan membuka counter pulsa. Namun karena semakin sepi, counter itu pun akhirnya ditutup. Sehingga saat ini, satu-satunya pemasukan keluarganya adalah dari upah menjaga masjid tersebut.

Selain menjadi marbot masjid, Taslan juga menjadi guru ngaji di pemukiman buruh pabrik karet. Syukurnya, meski di-PHK, ia masih diberi kesempatan untuk tetap tinggal di perumahan buruh.  

Keahliannya dalam mengaji sudah dikenal masyarakat, khususnya di Asahan. Hal tersebut membuat Taslan tetap dicari orang-orang yang ingin memperdalam Al-Qur’an. Sehingga, banyak para dewasa yang berguru dengannya.

Perjuangan Taslan menghidupi keluarganya sangat menginspirasi. PPPA Daarul Qur’an Medan pun segera mendatangi kediamannya dan menyalurkan bantuan dari para donatur. Keceriaan di wajah Taslan dan anak-anaknya mengisyaratkan kebahagiaan yang tersirat di hatinya. (adhe/dio)