Kisah Korda Rumah Tahfidz yang Jadi Wasilah Kedua Rekannya untuk Masuk Islam

Kisah Korda Rumah Tahfidz yang Jadi Wasilah Kedua Rekannya untuk Masuk Islam
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Ustadz Kholid adalah salah satu asatidz Daarul Qur'an. Ia adalah lelaki asal Situbondo, Jawa Timur, yang menjadi Koordinator Daerah Rumah Tahfidz wilayah Bali. 

Banyak pengalaman menarik yang ia alami ketika pertama merantau ke Pulau Dewata hingga kini menjadi pengajar di rumah tahfidz. Salah satu yang paling diingatnya adalah saat dirinya menjadi wasilah bagi kedua orang teman sekantornya sehingga mereka masuk Islam.

Kisah itu berawal saat Ustadz Kholid pertama kali menginjakkan kaki di Bali. Ketika itu, dirinya yang merantau dengan niat untuk mencari nafkah pun mendapatkan sebuah pekerjaan menjadi seorang sales.

Ia yang sejak lahir telah beragama Islam harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang mayoritas beragama Hindu. Bahkan pimpinan dan kedua orang teman dekatnya yang bernama Gusti Agung dan Kadek Martha pun seorang Hindu.

Hari-hari menjadi seorang sales pun ia jalani, mulai dari berkeliling dari komplek ke komplek hingga 'blusukan' ke berbagai daerah. Semua itu ia jalani bersama dengan kedua temannya tersebut.

Singkat cerita, Ustadz Kholid yang sering mendapatkan persetujuan dokumen dari pimpinannya pun sempat membuat rekan-rekannya heran. Sebab, tak seperti dirinya, rekan-rekannya terkadang mendapat penolakan dokumen milik customer mereka.

Kedua rekan yang keheranan itu pun menanyakan triknya saat mengajukan dokumen. Namun, dengan santai ia menjawab bahwa tipsnya adalah dengan menyertakan Allah di setiap aktivitas.

"Ketika aku kerja, aku tidak pernah melupakan Allah," jelasnya kepada rekan-rekannya. Kemudian, lanjut Ustadz Kholid menceritakan kisahnya, Gusti Agung dan Kadek Martha pun menanyakan lagi, "siapa itu Allah?."

"Allah itu adalah Tuhan yang menciptakan saya dan seisi alam Ini, aku yakin sama Dia, seperti kamu yakin sama Sang Widimu," tegasnya.

Dari situlah kedua rekan Ustadz Kholid terkesan dengan dirinya dan Islam. Mereka kagum karena dalam Islam sangat memperhatikan kebersihan. Terlebih ketika akan melaksanakan ibadah.

Selain itu, mereka pun kagum dengan Ustadz Kholid karena keistiqamahannya dalam beribadah. Ia tak pernah melupakan sholat lima waktu bahkan ketika sedang dikejar pekerjaan. Dan justru, hal itulah yang membuat karier serta rizki Ustadz Kholid semakin lancar.

Tak lama kemudian mereka pun mengatakan bahwa ingin masuk Islam. Sejak saat itu, kedekatan mereka bertiga semakin terasa. Meski kini tak lagi satu pekrjaan, namun ikatan persaudaraan mereka tetap terjaga. Bahkan, karier keduanya pun perlahan membaik.

"Alhamdulillah dia sekarang sudah sukses juga, tidak lagi kerja sales bersama orang Hindu, dia sekarang sudah membuka toko serabutan dan oleh-oleh khas Bali," pungkasnya. 

Menurutnya, perilaku dan sikap seorang muslim adalah dakwah yang sebenarnya. Terlebih jika diikuti dengan ilmu. Maka kombinasi semua itu adalah modal dasar seorang pendakwah. Perihal hidayah, ia mengatakan bahwa itu merupakan hak Allah untuk memberikannya kepada siapapun. 

Meski demikian, sebagai seorang muslim ia ingin menunjukkan yang terbaik kepada semua orang bahwa Islam itu indah. Terutama kepada teman-temannya yang menganut kepercayaan lain. []