Kyai Basith, Pejuang Qur’an Dari Kaki Gunung Ciremai

Kyai Basith, Pejuang Qur’an Dari Kaki Gunung Ciremai
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Usia yang mulai menginjak setengah abad tak menghalangi langkah dakwah Kyai Basith untuk mendawamkan Al-Qur’an. Ya, usianya kini sudah 56 tahun, tapi semangat berdakwahnya terus membara.

Ia tinggal di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kuningan, dan menjadi pengajar di Rumah Tahfidz Al-Basityah. Kini rumah tahfidz yang baru berjalan tujuh bulan itu harus diliburkan karena dampak pandemi Covid-19.

"Sudah tidak ada kegiatan santri menghafal sama sekali sejak 2 pekan sebelum diberlakukannya PSBB di wilayah Kuningan" ujarnya.

Sementara kegiatan belajar diliburkan, tidak ada metode pembelajaran online yang dilakukannya, sebab jaringan yang tidak stabil di wilayahnya. "Wali santri ataupun santrinya tidak semuanya memiliki gadget, jadi kegiatan online juga tidak ada" tambahnya.

Pada Kamis (14/5), PPPA Daarul Qur’an Cirebon mengunjungi Kyai Basith untuk menyalurkan bingkisan untuknya. Perjalanan menuju Desa Puncak pun tidak mudah sebab wilayah Kuningan menerapkan PSBB sehingga banyak jalan yang ditutup dan harus mencari jalan alternatif lainnya.

"Beberapa kali memutar jalan melewati daerah yang jauh dikarenakan akses masuk desa ditutup warga guna menghindari penyebaran wabah" ujar Syauqi Fahrizal, salah seorang tim program PPPA Daarul Qur’an Cirebon.

Saat sampai di lokasi, PPPA Daarul Qur’an Cirebon disambut dengan senyum ramah sang Kyai. Ia pun berterima kasih kepada PPPA Daarul Qur’an dan seluruh donator yang selalu setia mendampingi para guru ngaji. (royana/dio)