Mahasiswa BTQ for Leaders Ini Berhasil Selesaikan Hafalan Qur'an di Bulan Ramadan

Mahasiswa BTQ for Leaders Ini Berhasil Selesaikan Hafalan Qur'an di Bulan Ramadan
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Namanya Ai Nurdianti. Ia adalah mahasiswa semester 8 program studi pendidikan kimia UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Pada Kamis (7/5) lalu, Ai telah mengkhatamkan hafalan Qur'annya lengkap 30 juz.

Ai telah memulai menghafal Al-Quran sejak di bangku sekolah dasar, dimulai dengan menghafal juz ke-30 dan surat-surat pilihan. Menginjak SMA, Ai berhasil menambah hafalan Al-Qurannya sebanyak 3 juz, yakni juz 30, 29 dan 28. Sejak SMP, Ai bahkan sudah ditawari beasiswa dari Daarul Qur'an sebagai prestasi dalam menghafal Al-Qur'an.

Rasa tertariknya dalam menghafal Al-Quran tidak berhenti ketika Ai lulus dari SMA, Ai semakin bersemangat untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur'an ketika berkuliah. Ai merupakan salah satu penerima beasiswa BTQ for Leader dari PPPA Daarul Qur'an.

Ai percaya bahwa selalu ada jalan terbaik dari Sang Maha Kuasa dalam keinginannya untuk menyelesaikan hafalannya hingga 30 juz. “Ini jalan dari Allah, selama punya niat yang baik terutama menghafal Al-Qur'an, Allah akan selalu menjaga niat kita, Allah memberi jalan, Allah memberi teman dan lingkungan tanah rantau yang bisa memotivasi, dan bisa merealisasi niat aku dari awal,” ucap mahasiswa asal Tasikmalaya ini.

Sebagai salah satu mahasiswa yang tinggal di Mahad Tahfidz UIN SGD Bandung, Ai lebih termotivasi dalam menjaga hafalannya melalui program setoran hafalan Qur'an dari Senin sampai Kamis, sedangkan hari liburnya diisi dengan murojaah atau mengulangi hafalan.

Dalam proses menghafal, Ai biasa melakukannya saat sore hari. “Proses penghafalan dilakukan setiap sore sampai magrib, itu untuk menghafal hafalan baru. Ketika Isya, maka diulangi kembali supaya ketika subuh disetorkan sudah lancar, dan murojaah juga ketika sebelum subuh atau ketika tahajud. Tekniknya, misal jika dalam dua halaman ayat Al-Qur'an ada 10 ayat, maka dihafal secara membagi dua jumlah ayat, dihafal per lima ayat. Sebelum lima ayat awal hafal dan lancar, maka tidak dilanjutkan ke lima ayat selanjutnya,” paparnya.

“Intinya, menghafal Al-Quran itu adalah niat yang lurus, ikhlas karena Allah, memohon kepada Allah untuk dimudahkan. Insya Allah jika niat baik kita terus ada di hati, Allah akan memberikan jalan entah itu jalannya berupa teman, lingkungan, ataupun guru-guru yang bisa mengantarkan keinginan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz,” tuturnya.

Padatnya kegiatan kuliah dan organisasi tidak mematahkan semangat dan niat Ai untuk menghafal dan mengkhatamkan Al-Quran. “Untuk menguatkan hafalan, sering-sering lakukan murojaah supaya lancar, dan berdoa kepada Allah agar ingatan kita dikuatkan dan diberikan selalu niat yang lurus Ridho Lillahi Ta’ala dalam menghafal Al-Quran ini, karena sangat Masya Allah sekali berkah Al-Qur'an, sangat terasa. Buktinya saat kuliah, saya mendapatkan beasiswa yang saya tidak diharuskan membayar UKT dan saya juga mendapatkan uang bulanan, dan percayalah bahwa menghafal Al-Qur'an adalah suatu perjuangan untuk inventasi kedua orang tua di akhirat kelak,"

Karena itulah Ai berprinsip, “Al-Qur'an tidak bisa diubah isinya, tetapi Al-Qur'an dapat mengubah hidup kita.”

Ai berpesan untuk selalu memanfaat waktu dan semoga hal ini dapat memotivasi banyak orang. “Semoga hal ini bisa memotivasi, dan manfaatkanlah waktu kuliah ini sebaik mungkin dengan aktivitas yang bermanfaat dengan memperdalam lagi ilmu agama, dan jadilah inventasi terbaik bagi kedua orang tua di akhirat kelak," katanya.(uinsgd/mnx)

Sudah bayar zakat fitrah? Tunaikan di sini.