Mu'adz, Anak Seorang Kuli Bangunan yang Hafal Qur'an 30 Juz
Namanya adalah Mu'adz Abiyu Hisbullah atau sering disapa Mu'adz oleh teman-temannya. Ia adalah salah satu santri di Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an Al-Jannah di Cariu, Bogor, Jawa Barat. Dirinya adalah santri yang berasal dari Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Saat ini, Mu'adz duduk di bangku kelas lima KTMI. Prestasinya cukup gemilang, terlebih hafalan Al-Qur'annya. Mu'adz sudah menyelesaikan hafalan Al-Qur'annya. Hafalannya sudah 30 juz dan saat ini ia tengah fokus mengulang hafalan tersebut agar tak hilang.
Ia mengatakan bahwa alasannya menghafal Al-Qur'an adalah untuk memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya di dunia dan akhirat. Mengingat, salah satu keistimewaan penghafal Qur'an adalah dapat memberikan syafaat kepada keluarga, terlebih kedua orang tua dan menyelamatkan mereka dari api neraka.
Mu'adz memiliki cita-cita yang sangat tinggi. Ia ingin menjadi seorang dokter, alasannya karena ia ingin membantu orang-orang yang kurang mampu.
"Cita cita saya ingin menjadi dokter umum yang hafal Al-Qur'an, karena ingin membantu orang-orang yang kesusahan, yang kurang mampu, semoga kelak bantuan saya menjadi bekal bagi saya dan keluarga saya di akhirat," ujar anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Namun siapa sangka, di balik prestasi hafalan Mu'adz yang sangat baik itu, ia adalah anak seorang kuli bangunan. Ya, ayahnya adalah seorang kuli bangunan. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Mereka hidup sederhana dan mengandalkan penghasilan ayahnya sebagai kuli bangunan.
Meski demikian, Mu'adz tak pernah mengeluh kepada keluarganya. Justru dengan kondisi keluarganya saat ini, ia bertekad untuk mengangkat derajat keluarga melalui hafalan Al-Qur'an serta prestasi lainnya.
"Ikhtiar yang telah saya lakukan untuk gapai cita-cita, saya belajar dengan sungguh-sungguh, setelah ini juga saya ingin kuliah," pungkasnya. []