Mushaf Al-Qur’an dan Sajadah Karpet Baru untuk Sekolah Alam Bengawan Solo 

PPPA Daarul Quran Yogyakarta dan Beramaljariyah.org juga mengirimkan 100 mushaf Al-Qur’an baru untuk para siswa dan guru, juga enam gulungan besar sajadah karpet shalat untuk mushola Sekolah Alam Bengawan Solo.

Mushaf Al-Qur’an dan Sajadah Karpet Baru untuk Sekolah Alam Bengawan Solo 
Mushaf Al-Qur’an dan Sajadah Karpet Baru untuk Sekolah Alam Bengawan Solo 
Mushaf Al-Qur’an dan Sajadah Karpet Baru untuk Sekolah Alam Bengawan Solo 
Mushaf Al-Qur’an dan Sajadah Karpet Baru untuk Sekolah Alam Bengawan Solo 
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Sekitar 1 jam 11 menit, perjalanan dari Yogyakarta menuju Kabupaten Klaten, tepatnya di Desa Kantilan, Kecamatan Juwiring. Segenap rasa penasaran dan penuh harap dapat berkunjung ke Sekolah Alam Bengawan Solo, komunitas pendidikan berbasis lingkungan dan edukasi yang telah resmi berdiri sejak tahun 2011 atas prakarsa Suyudi dan Jefri Nur Arifin.

Suyudi pada mulanya seorang pengusaha mebel lulusan pendidikan sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, sedangkan Jefri Nur Arifin merupakan arsitek muda dari universitas yang sama. Rasa kepedulian dan keinginan yang besar untuk berkontribusi pada pendidikan Indonesia, dengan penuh perjuangan pada akhirnya muncullah gagasan pendirian Sekolah Alam Bengawan Solo.

Gagasan ini ternyata menuai dukungan dari beberapa pihak, seperti rekan bisnisnya yang berkebangsaan Jerman-Australia bernama Hans Butter Mulen (Alm), Indrawan Yepe seorang founder Training Quantum Confidence, dan salah satu pegiat Pendidikan di Kabupaten Klaten bernama Bunda Nunik. 

Namun, banyak lika-liku dalam pendirian Sekolah Alam yang harus dilalui. Suyudi harus bergerilya mencari partner kolaborasi yang sepemikiran, pengurusan izin Sekolah Alam yang ternyata harus dinaungi yayasan dan lainnya. Namun, semangat Suyudi yang sangat gigih membuatnya tak menyerah.

Pada akhirnya berbagai dukungan pun kembali berdatangan untuk mewujudkan yayasan yang menaungi Sekolah Alam Bengawan Solo. Dukungan tersebut datang dari akademisi dari Universitas Sebelas Maret bernama Dr. Sutanto, S.Si., DEA, mantan komandan Batalyon 21 Grup 2, Kopassus bernama Muhammad Aidi, serta kolega dari pendiri. Yayasan itu diberi nama Yayasan Taruna Bengawan Solo. 

Konsep sekolah alam yang unik dan berorientasi pada pembentukan karakter ini ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Bangunan bergaya klasik berbentuk pondok sederhana berjajar di sepanjang tepi sungai Bengawan Solo ternyata menjadi pusat pembelajaran siswa.

Belajar di ruang terbuka, eksperimen dan observasi langsung dengan alam menjadi konsep pembelajaran yang dibangun oleh Sekolah Alam Bengawan Solo. Siswa tampak sangat riang dengan kekeluargaan yang sangat erat. Seolah tak ada sekat antara guru dan siswa hingga bagaikan seorang anak dengan orang tua kandungnya sendiri. 

Suasana ini diciptakan agar sekolah menjadi rumah kedua bagi mereka. Kekeluargaan ini juga telah dibangun melalui rutinitas makan siang bersama, dimana setiap siswa mendapat jadwal secara bergiliran untuk bertugas melayani teman-temannya. Mereka berbaris mengantri dengan rapi untuk mendapat pelayanan makan siang. 

Fokus pembentukan karakter yang menjunjung tinggi religiusitas juga tak lepas dari visi Sekolah Alam Bengawan Solo. Berpakaian muslim dan sopan menjadi seragam rutin siswa siswi Sekolah Alam Bengawan Solo.

Setiap adzan shalat dzuhur berkumandang, mushola klasik dan sederhana itu telah ramai oleh para siswa yang bersiap untuk shalat berjamaah. Meski, shalat beralaskan kayu, namun tak menurunkan khidmat dan kekhusyu’an mereka dalam beribadah. Program belajar Al-Quran dan tahfidz juz 30 juga digalakkan. Sebagian siswa mengacungkan tangan saat ditanya siapa yang ingin menjadi penghafal Al-Quran. Ketika mendapat motivasi dan cerita tentang Al-Quran dari Dai muda PPPA Daarul Quran Yogyakarta, mereka pun sangat antusias dan menyimak dengan seksama. 

Siang itu, PPPA Daarul Quran Yogyakarta dan Beramaljariyah.org juga mengirimkan 100 mushaf Al-Qur’an baru untuk para siswa dan guru, juga enam gulungan besar sajadah karpet shalat untuk mushola Sekolah Alam Bengawan Solo. Terlihat senyum merekah penuh kegirangan yang tampak dari wajah ceria mereka saat menggelar karpet di lantai kayu mushola dengan beramai-ramai.

Senyum mereka semakin mengembang saat menerima mushaf dari PPPA Daarul Quran Yogyakarta. Pemberian mushaf ini harapannya dapat memicu semangat mereka dalam mempelajari Al-Quran dan mendukung program Sekolah Alam Bengawan Solo yang ke depannya semoga bisa bersinergi saling menguatkan program pembelajaran Al-Qur’an bersama PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. []