Relawan PPPA Daarul Qur'an Berikan Laporan Langsung dari Turki

PPPA Daarul Qur'an melakukan siaran langsung dari lokasi terdampak gempa Turki pada Kamis (9/2) siang pukul 14.30 WIB atau 11.30 waktu Turki. Siaran langsung dilakukan secara virtual melalui Zoom, YouTube dan Instagram.

Relawan PPPA Daarul Qur'an Berikan Laporan Langsung dari Turki
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

PPPA Daarul Qur'an melakukan siaran langsung dari lokasi terdampak gempa Turki pada Kamis (9/2) siang pukul 14.30 WIB atau 11.30 waktu Turki. Siaran langsung dilakukan secara virtual melalui Zoom, YouTube dan Instagram.

Laporan lapangan tersebut dipandu oleh relawan PPPA Daarul Qur'an  Muhammad Taufiq. Ia merupakan salah satu warga negara Indonesia dan alumni Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an yang sedang menuntut ilmu di Turki.

"Jumlah korban jiwa terus melonjak dan diprediksi terus bertambah, karena banyak warga yang dikabarkan masih berada di reruntuhan," kata mahasiswa Marmara Üniversitesi tersebut.

Ia kemudian mengundang salah seorang rekannya bernama Khalifa Muhammad Kanneh. Khalifa adalah warga negara Liberia dan berstatus sebagai mahasiswa di Gaziantep Üniversitesi.

Khalifa kemudian bercerita tentang kondisi terkini di Kota Gaziantep, Turki. Ia juga menampilkan beberapa sudut kota yang hancur akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 tersebut.

Gaziantep adalah salah satu daerah yang terdampak gempa bumi Senin, 9 Februari lalu. Sejumlah warga sudah meninggalkan kota tersebut. Meski begitu, banyak penerbangan di Turki khususnya Istanbul yang mengalami pembatalan karena cuaca dingin ekstrim.

"Khalifa juga tadi menjelaskan bahwa para pengungsi saat ini sedang mengungsi di beberapa tempat, jadi di sana tempat-tempat umum digunakan untuk para pengungsi, seperti kampus, sarana olahraga dan masjid," ujar Taufiq menerjemahkan penjelasan Khalifa.

Khalifa sendiri untuk sementara mengungsi di masjid bersama teman-teman dan warga. Sebab dalam tiga hari terakhir masih terasa gempa susulan dengan intensitan sedang. Di sela-sela laporannya, Khalifa berjumpa dengan anak-anak pengungsi. 

Taufik kemudian menjelaskan kebutuhan mendesak para pengungsi. Beberapa di antaranya adalah makanan, air minum, selimut, tikar, pakaian musim dingin, tenda, genset, alat kebersihan, perlengkapan bayi hingga kompor darurat.

Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan warga Turki dan Suriah yang terdampak gempa. Taufik juga berharap agar kondisi segera pulih dan aktivitas dapat berjalan seperti semula. []