Sembako untuk Warga Dayeuhkolot yang Terjebak Pandemi dan Musibah Banjir

Sembako untuk Warga Dayeuhkolot yang Terjebak Pandemi dan Musibah Banjir
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Demikian peribahasa yang mungkin bisa dianalogikan bagi warga Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung. Akibat intensitas hujan yang tinggi, warga harus menghadapi Pandemi Covid-19 dibarengi dengan musibah banjir sejak Senin (30/3). 

Banyak warga yang terpaksa menutup usahanya. Selain karena anjuran pemerintah, namun juga karena memang kondisi banjir yang cukup tinggi hingga tidak memungkinkan mereka untuk mencari nafkah. Mulyana (26) dan Obin (56) merupakan beberapa contoh warga yang harus menutup usahanya.

Obin sebelumnya memiliki usaha berjualan batagor. Namun karena jatuh sakit, usahanya harus berhenti delapan bulan yang lalu. Saat ini ia hanya kerja serabutan. Saat banjir dan pandemi datang, ia sama sekali tidak bisa bekerja. “Tidur saja saya mah di pinggir jalan. Rumahnya kebanjiran,” ujarnya lirih.

Berbeda dengan Obin, Mulyana sebelumnya membuka usaha cutting dan variasi stiker motor. Lapak kecilnya dihadang banjir sehingga harus tutup sementara. Agar dirinya tetap mendapatkan pemasukan, maka ia beralih menjadi menyediakan jasa ban apung.

Keadaan seperti saat ini menjadi sulit untuk mereka memenuhi kebutuhan pokok. Melalui program Paket Sembako untuk Pedagang Kecil dan Kaum Dhuafa yang terdampak Covid-19, PPPA Daarul Qur’an Bandung berharap bisa meringankan sedikit beban mereka.

“Alhamdulillah, terima kasih atas sumbangannya, PPPA Daarul Qur’an. Terima kasih untuk sembakonya,” ucap Mulyana dengan tersenyum senang.(zantina/mnx)