Tantangan Menghafal Al-Qur'an di Masa Muda
Terinspirasi sebuah hadist, Diah indah Aryani (19) akhirnya semangat menghafal Al-Qur’an di Rumah Tahfidz Mahasiswi Daarul Qur’an Malang. Sejak diterima di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan IPS, orang tuanya berpesan agar Aryani tidak hanya kuliah, tetapi juga mencari asrama atau pondok untuk melanjutkan hafalannya hingga hafal 30 juz.
Perjalanan menghafal Al-Qur’an Aryani dimulai sejak kelas 3 SMP. Sebab ketika itu, ia diwajibkan hafal juz 30. Ia pun akhirnya mulai menghafal Al-Qur’an dan sempat mengikuti wisuda akbar di Kediri yang diselenggarakan oleh PPPA Daarul Qur’an beberapa tahun lalu.
Pada masa SMA, Ariyani kembali menghafal Al-Qur’an dan berhasil menghafal 4 juz. Ia kemudian melanjutkan hafalan di Rumah Tahfidz Mahasiswi Daarul Qur’an Malang setelah melalui proses seleksi. Selama 1 tahun menghafal Al-Qur’an di Rumah Tahfidz ia sudah menghafal sebanyak 17 juz.
Di sela-sela kesibukan kuliahnya, Aryani berpesan kepada generasi muda untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Untuk menambah semangatnya menghafal Al-Qur’an Aryani juga mengikuti organisasi Hai'ah tahfidz Qur'an atau HTQ di kampusnya.
“Selama ini masih belajar membagi waktu antara kuliah, hafalan, dan organisasi, karena cita-cita orang tua berharap, Aryani bisa lulus kuliah dan juga khatam Al-Qur’an 30 juz hafalannya,” tutur Aryani
Aryani juga memberikan tips menghafal Al-Qur’an kendati kegiatan sibuk. Caranya adalah dengan membiasakan mengulang hafalan Al-Qur’an setiap hari. Bisa dilakukan setelah Subuh, sebelum berangkat kuliah, juga saat-saat jam istirahat. Setelah pulang kuliah, jika tidak ada kajiandi Rumah Tahfidz, Aryani kembali menambah hafalannya bada Ashar hingga Maghrib. Setelah itu ia setorkan hafalan yang sudah didapat setelah Sholat Maghrib.
“Kalau bosan biasanya ngobrol sama temen-temen santri lainnya, jarang hangout karena nggak pingin absen kegiatan Rumah Tahfidz dan kajian sama ustadz,” ujarnya.
Oleh: Qoria, PPPA Daarul Qur’an Malang