Biarkan Hatimu yang Memilih: Menemukan Petunjuk Allah di Setiap Keputusan
Jika kamu sedang di persimpangan hidup di antara cinta, karier, atau pilihan masa depan jangan buru-buru. Tenangkan hati, dekatkan diri pada Allah, dan biarkan hatimu yang memilih. Sebab, hati yang hidup bersama Allah tidak akan menyesatkanmu.
Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan antara dua jalan, dua kesempatan, atau bahkan dua orang. Kadang logika berkata satu hal, sementara hati terasa condong pada hal lain. Di sinilah kita diuji: apakah kita mampu mendengar suara hati yang dibimbing oleh iman, atau justru terjebak oleh hawa nafsu dan keraguan.
Rasulullah SAW bersabda: “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa yang membuat hati dan jiwamu tenang, sedangkan dosa adalah apa yang menimbulkan kegelisahan di hatimu, meskipun orang-orang berfatwa kepadamu.” (HR. Ahmad dan Ad-Darimi)
Hadis ini menunjukkan bahwa hati seorang mukmin yang bersih adalah kompas menuju kebenaran.
Ketika hati terasa damai terhadap suatu pilihan, biasanya di situlah ridha Allah berada. Namun bila hati terus gelisah, mungkin ada sesuatu yang belum benar.
Oleh karena itu, biarkan hatimu yang memilih, tapi pastikan hatimu telah dibersihkan dari kesombongan, nafsu, dan cinta dunia.
Dalam Islam, setiap keputusan sebaiknya dilandasi oleh istikharah doa meminta petunjuk Allah.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk melibatkan Allah dalam setiap urusan, sekecil apa pun itu.
Dengan istikharah, hati kita akan diarahkan pada pilihan terbaik, bukan sekadar yang kita inginkan. Kadang jalan yang terlihat sulit justru mengandung keberkahan besar, sedangkan yang tampak mudah bisa menjauhkan kita dari Allah. Maka, tenangkan diri, shalat, dan biarkan Allah menuntun hatimu memilih.
Islam tidak menolak logika, namun juga tidak meniadakan rasa. Akal membantu kita menimbang manfaat dan mudarat, sementara hati membantu kita merasakan kehadiran Allah dalam keputusan itu.
Keduanya harus berjalan seiring:
-
Gunakan akal untuk berikhtiar.
-
Gunakan hati untuk bertawakal.
Ketika keputusan diambil dengan pertimbangan akal dan ketulusan hati, insyaAllah hasilnya akan membawa kebaikan dunia dan akhirat.
Hati yang dekat dengan Allah tidak akan mudah tertipu oleh dunia.
Ia tidak memilih karena gengsi, ambisi, atau nafsu, tapi karena ingin mencari ridha Allah semata.
Allah SWT berfirman “Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
Ayat ini menegaskan bahwa kebutaan hati lebih berbahaya daripada kebutaan mata.
Karena hati yang buta akan mudah salah memilih, sementara hati yang hidup dengan dzikir akan selalu dituntun menuju kebaikan.
Jika kamu sedang di persimpangan hidup di antara cinta, karier, atau pilihan masa depan jangan buru-buru. Tenangkan hati, dekatkan diri pada Allah, dan biarkan hatimu yang memilih. Sebab, hati yang hidup bersama Allah tidak akan menyesatkanmu.






