Warga di Kecamatan Genuk Terpaksa Bertahan di Tengah Kepungan Banjir

Warga di Kecamatan Genuk Terpaksa Bertahan di Tengah Kepungan Banjir
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Sejak Sabtu (6/2) hingga hari ini, Kamis (11/2), curah hujan di wilayah Jawa Tengah khususnya Kota Semarang masih begitu tinggi. Tak jarang dalam sehari hujan turun hingga dua bahkan kali dengan intensitas cukup tinggi.

Keadaan ini pun mengakibatkan meluapnya air sungai di beberapa titik. Hal itu dikarenakan ruas sungai tak lagi mampu menahan debit air yang berlebih, sehingga bencana banjir pun tak dapat terhindarkan lagi.

Terdapat sejumlah titik yang terdampak bencana banjir di wilayah Semarang, yakni Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Mangkang, Kecamatan Genuk, Kecamatan Semarang Utara, serta berbagai wilayah lainnya. Hingga hari kelima sejak air mulai naik ini masih terdapat beberapa daerah yang masih dikepung air, salah satunya Desa Trimulyo di Kecamatan Genuk.

Desa yang terdiri dari 24 RT 4 RW ini menjadi salah satu daerah dengan ketinggian air mencapai satu hingga satu setengah meter. Sehingga warga pun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Misalnya saja di rumah saudara, kerabat, bahkan adapula yang bertahan di tengah kepungan air dengan berkumpul di sebuah posko pengungsian di desa ini.

Merespon kejadian ini, Tim Siaga Bencana (Sigab) PPPA Daarul Qur’an Semarang terus melakukan penyisiran ke lokasi banjir. Tim Sigab juga membantu menyalurkan bantuan berupa kebutuhan logistik serta obat-obatan untuk warga di posko pengungsian.

Pasalnya, warga yang berada di tengah genangan air ini tak bisa beraktivitas apapun. Sedikitnya terdapat 86 jiwa pada setiap posko pengungsian yang terdiri dari balita, ibu hamil, hingga lansia yang juga amat membutuhkan bantuan.

Banjir yang terjadi di Dusun Trimulyo merupakan banjir teraparah sejak terjadi banjir sejak tahun 2014. Di dusun ini baru terdapat satu pompa air. Hal itu juga menyebabkan penyedotan air kurang maksimalnya apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. 

Ilham, salah seorang warga juga mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan banjir terparah sejak 2014. Ia pun berterima kasih kepada PPPA Daarul Qur'an Semarang dan donator yang telah mendukung ia dan para pengungsi lainnya.

"Allahamdulillah saya mewakili warga di RT 02 ini mengucapkan banyak terima kasih untuk para dermawan PPPA Daarul Qur'an Semarang yang sudah membantu dan mendampingi kami melewati ujian ini. Ini banjir terparah yang pernah ada mbak, terakhir banjir parah itu tahun 2014 dan terus terulang lagi tahun ini bahkan sampai berhari-hari belum surut juga. Mohon doanya semoga pompa airnya kedepan bisa ditambah, sehingga kalau ada hujan bisa meminimalisir terjadinya banjir besar yang ndak surut sampai berhari-hari," tutur Ilham. []

Oleh: Ade, PPPA Daarul Qur'an Semarang