Wisata Religi di Raja Ampatnya Sumatera Barat

Menyusuri jalan berliku di antara hutan dan pesisir Sumatera Barat, ada sebuah desa dengan keindahan alam yang memanjakan mata. Bak Raja Ampat, begitulah kiranya orang-orang menyebut Nagari Mandeh.

Wisata Religi di Raja Ampatnya Sumatera Barat
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Menyusuri jalan berliku di antara hutan dan pesisir Sumatera Barat, ada sebuah desa dengan keindahan alam yang memanjakan mata. Bak Raja Ampat, begitulah kiranya orang-orang menyebut Nagari Mandeh.

Salah satu kampung yang nyaris terisolir karena letaknya sangat jauh dari Kota Padang. Untuk melihat keelokan laut dan bukit-bukit yang berpadu-padan sempurna, kita harus menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam dari Bandara Internasional Minangkabau.

Tepatnya di Koto IX Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Desa yang meski punya keindahan alam luar biasa tapi masih sangat minim sekali pengetahuan masyarakatnya tentang Islam dan bacaan Al-Qur’an.

“Pas pertama kali saya sampai sini, anak-anak (santri) bacaan huruf hijaiyahnya masih berantakan sekali. Masjid juga sepi paling hanya dua orang jemaahnya,” ujar Ustadz Muhammad Jamalullail, salah satu kader Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders yang sudah hampir dua tahun sejak 2022 mengabdi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Mandeh.

Namun hadirnya Laznas PPPA Daarul Qur’an melalui amanah donatur, menjadi harapan baru bagi warga. Saat ini, puluhan anak-anak di sana sudah punya hafalan Al-Qur’an walau baru satu juz. Pun dengan para ibu-ibu dan bapak-bapak yang kini sangat antusias sholat berjamaah juga ikut pengajian di masjid.

“Alhamdulillah di Februari 2024, ada 60 santri di sini dan sudah ada juga yang hafalan Qur’annya 1 juz. Yang sholat berjamaah pun sudah lebih dari 20 orang. Tiap malam Jum’at warga baca Surat Yasin bersama dan ada pengajian juga,” tuturnya.

Ambrin S. Datuak Rajo Perak (Datuk Suku Jambak) yang merupakan sesepuh di Nagari Mandeh sangat bersyukur karena Laznas PPPA Daarul Qur’an mengirim Ustadz Lail sapaan Muhammad Jamalullail ke kampungnya. Begitu banyak perubahan yang dirasakan masyarakat khususnya dalam kecintaan pada Al-Qur’an.

Pun dengan Millatul Jamlillah, salah satu dari puluhan santriwati Ustadz Lail yang begitu bahagia karena Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Mandeh seakan membuka jalannya untuk meraih impian menjadi dokter. Meskipun ayahnya seorang nelayan, ia yakin bisa memperbaiki ekonomi keluarga dari wasilah hafalan Al-Qur’an.

Perjuangan Milla dan para santri lainnya untuk bisa sampai ke rumah tahfizh juga sangat menakjubkan karena mereka tempuh dengan jalan kaki kurang lebih 2-3 km melewati hutan. Hujan, badai bahkan sampai dikejar hewan buas pun mereka tetap teguh berangkat demi bisa menambah hafalan Al-Qur’an.

Kegigihan para santri dan santriwati serta antusias warga Mandeh mempelajari Islam dan Al-Qur’an, menjadi pemecut semangat Laznas PPPA Daarul Qur’an untuk terus mengembangkan dakwah tahfizhul Qur’an di sana. Bangunan rumah tahfizh yang kurang layak harus direnovasi menjadi lebih baik agar anak-anak semakin istiqomah dalam mendaras kalam-kalamNya.

“Cita-cita kami, Nagari Mandeh bukan hanya dikenal dengan alamnya yang indah tapi juga menjadi desa wisata religi yang membawa keberkahan untuk Indonesia,” harap Ambrin S. Datuak Rajo Perak (Datuk Suku Jambak).

Direktur Utama Laznas PPPA Daarul Qur’an Dwi Kartika Ningsih menyampaikan, program pembangunan rumah tahfizh di Kampung Qur’an Mandeh menjadi salah satu fokus lembaganya untuk mengengmbangkan dakwah Islam dan tahfizhul Qur’an di wilayah yang hampir tak terjamah ini. Pun dengan program pemberdayaan ekonomi juga digulirkan agar Mandeh menjadi desa yang maju bukan hanya dari segi wisata religinya saja, tapi juga penghasilan masyarakatnya meningkat.

“Tentu Laznas PPPA Daarul Qur’an tidak bisa berjalan sendiri untuk membangun Kampung Qur’an Mandeh. Dukungan masyarakat di seluruh Indonesia sangat dibutuhkan. Insya Allah lahirnya generasi penghafal Qur’an di Pesisir Selatan Sumatera Barat ini, jadi wasilah pahala jariyah dan keberkahan yang membawa kita ke surgaNya,” ucap Dwi.

Penulis : Alfani Roosy Andinni