Banjir Bandang Sentani, 63 Jiwa Meninggal Dunia

Banjir Bandang Sentani, 63 Jiwa Meninggal Dunia
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Banjir Bandang Sentani Jayapura menyisakan duka mendalam. Data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 17 Maret 2019 pukul 18.00 WIB, sebanyak 63 jiwa meninggal dunia. Terdapat 105 orang luka-luka dan 4.153 jiwa lainnya tinggal di pengungsian terdekat. Kemudian, 166 bangunan masih terendam banjir.

Banjir ini bermula ketika daerah Sentani pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 17.00 WIT diguyur hujan. Hujan itu membuat longsor di bagian hulu yang materialnya menyumbat sungai hingga membuat air meluap. "Karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (17/3). (Sumber : Detik)

Sutopo mengatakan, karena volume air terus bertambah, air meluap dan turun ke dataran bawah yang merupakan kawasan permukiman. Banjir membawa material kayu dan batu dan menerjang rumah warga. BNPB juga menduga selain tingginya curah hujan, banjir di Sentani disebabkan karena rusaknya ekosistem di Gunung Cycloop, Jayapura, Papua. Kerusakan hutan di sana sudah berlangsung sejak lama.

Daerah pegunungan yang harusnya menjadi hutan sebagai daerah resapan dan penahan longsor malah disulap menjadi ladang dan kebun. Hasilnya, saat hujan deras longsor gampang terjadi. "Kemudian digunakan untuk beberapa kebun, ladang dan sebagainya sehingga kerusakan hutan sudah berlangsung beberapa tahun sebelumnya," tutur Sutopo.

Duka cita mendalam disampaikan keluarga besar PPPA Daarul Qur’an untuk masyarakat Jayapura yang tertimpa musibah tersebut. “Innalillahi Wainnaillaihi Rooji’un, PPPA Daarul Qur’an turut berduka cita atas musibah ini, semoga Allah memberikan kesabaran bagi para korban terdampak bencana. Aamiin Allahumma Aamiin,” tutur Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an, Tarmizi As Shidiq.