Ikrar Wakaf Tanah Bangunan : Sebuah Perjalanan Keajaiban

Sampai akhirnya, pada Jum’at (1/3) tanah bangunan pesantren itu diresmikan menjadi Pesantren Daarul Mansur Kuningan. Pada momen itu juga, telah dilaksanakan Ikar Wakaf dengan dihadiri oleh Ustadz Anwar Sani selaku Nazhir Wakaf Daarul Qur’an, Kepala KUA Kecamatan Cilimus serta seluruh yang terkait dalam proses Ikrar Wakaf tersebut.

Ikrar Wakaf Tanah Bangunan : Sebuah Perjalanan Keajaiban
Ikrar Wakaf Tanah Bangunan : Sebuah Perjalanan Keajaiban
Ikrar Wakaf Tanah Bangunan : Sebuah Perjalanan Keajaiban
Ikrar Wakaf Tanah Bangunan : Sebuah Perjalanan Keajaiban
Ikrar Wakaf Tanah Bangunan : Sebuah Perjalanan Keajaiban
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Bermula saat Nani Setiani (45) mengikuti kajian Wisata Hati Ustadz Yusuf Mansur pada tahun 2005, ia diperkenalkan dengan Sedekah oleh ceramah Ustadz Yusuf Mansur.

Persis setelah pengajian, di hari yang sama untuk pertama kalinya ia menerima gaji berikut tunjungan, semuanya disedekahkan. Seminggu setelah itu, ia mendapatkan panggilan kerja di tempat baru dengan nilai penawaran gaji pokoknya saja sama persis dengan yang ia sedekahkan saat itu. Sejak saat itu pula ia yakin dengan keberkahan sedekah itu nyata.

Selang beberapa tahun, ia membeli tanah waris yang waktu itu akan dibagikan. Dengan ia niatkan tanah neneknya itu untuk diwakafkan untuk tempat belajar al-Qur’an. Akhirnya, ia bertemulah dengan PPPA Daarul Qur’an Cirebon. Namun, ia bertekad untuk membangun sendiri bangunan wakaf tersebut tanpa campur tangan orang lain begitupun PPPA Daarul Qur’an sebagai nazhir. 

Qadarullahnya, selang berjalannya waktu niatan untuk bangun pesantren di tanah wakaf tersebut belum diaminkan, dengan kondisi keuangan yang masih terpakai untuk kebutuhan pribadinya. 

“Mungkin karena doa yang saya selipkan untuk membangun pesantren ini ada di urutan terakhir ya Ustadz, akhirnya yang Allah kabulkan doa-doa yang pertama saya panjatkan” Ujarnya

Tepat satu tahun sebelum ia bangun bakal pesantren di tanah ini, sempat kesulitan juga untuk menemukan arsitek. Setelah ada arsitek yang cocok dan dibuatlah arsitektur bakal pesantren di tanah wakaf tersebut. 

“Saya cetak, dan saya bawa ke sajadah tuh Ustadz gambarnya sambil saya sholawatin” Lanjutnya

Awal ia membangun pesantren tersebut, ia mendapatkan kontraktor dengan kualitas bahan bangunan yang rendah, akhirnya ia memutuskan untuk berganti kontraktor dan bertemulah dengan salah satu kontraktor kemudian ia lanjutkan.

“MasyaAllahnya ustadz, akhirnya saya mendapatkan bahan bangunan dari toko yang sangat amanah, kualitas serta harganya tidak di mark up sama sekali” Ungkapnya dengan penuh sukacita.

Ada juga momen dimana kami didemo oleh warga bahkan saudaranya ikut, karena akan mambuat galian sumur bor. Padahal ia niatkan juga sumur bor yang akan dibuat nanti warga sekitar bisa mengambil dari bor pesantren.

Perjalanan pembangunan pesantren yang ia wakafkan sungguh sangatlah tidak mudah. Namun, ia tetap untuk terus berikhtiar untuk menyelesaikan bangunan wakaf tersebut.

Sampai akhirnya, pada Jum’at (1/3) tanah bangunan pesantren itu diresmikan menjadi Pesantren Daarul Mansur Kuningan. Pada momen itu juga, telah dilaksanakan Ikar Wakaf dengan dihadiri oleh Ustadz Anwar Sani selaku Nazhir Wakaf Daarul Qur’an, Kepala KUA Kecamatan Cilimus serta seluruh yang terkait dalam proses Ikrar Wakaf tersebut.

Disusul, sore harinya dilaksanakan Pengajian dan Pembukaan Pesantren Daarul Mansur Kuningan yang dihadiri oleh K. H. Yusuf Mansur di Masjid Nurul Huda, Desa Bandorasa Wetan, Kuningan.