Jangan Menunda Amal: Hikmah ke-18 Kitab Al-Hikam

“Janganlah kamu menunda amal karena mengandalkan datangnya waktu luang, sebab kamu tidak tahu apakah kamu akan sempat melakukan amal itu kelak.”

Jangan Menunda Amal: Hikmah ke-18 Kitab Al-Hikam

Dalam kehidupan sehari-hari, menunda-nunda kebaikan adalah kebiasaan yang sering terjadi tanpa disadari. Padahal, menunda amal saleh adalah salah satu bentuk kelalaian hati. Ibnu Atha’illah As-Sakandari, seorang ulama sufi besar dalam kitabnya Al-Hikam, memperingatkan hal ini dalam hikmah ke-18:

“Janganlah kamu menunda amal karena mengandalkan datangnya waktu luang, sebab kamu tidak tahu apakah kamu akan sempat melakukan amal itu kelak.”

Makna Mendalam dari Hikmah ke-18

Hikmah ini mengajarkan bahwa waktu adalah amanah yang sangat berharga. Menunggu waktu luang atau kesempatan ideal untuk beramal hanyalah tipu daya nafsu dan bisikan setan. Banyak orang berkata, “Nanti saja sedekah kalau sudah kaya,” atau “Akan shalat tepat waktu jika sudah tidak sibuk,” padahal tidak ada jaminan bahwa kita masih diberi waktu untuk menepati janji itu.

Mengapa Menunda Amal Berbahaya?

  1. Kematian Tidak Menunggu
    Setiap manusia hidup dalam ketidakpastian waktu. Kematian bisa datang kapan saja. Jika amal selalu ditunda, bisa jadi ajal datang sebelum sempat melakukannya.

  2. Hati Menjadi Tumpul
    Menunda amal juga membuat hati semakin jauh dari Allah. Rasa malas dan lalai akan tumbuh menjadi kebiasaan yang sulit diubah jika dibiarkan terlalu lama.

  3. Kesempatan Amal Tidak Selalu Datang Dua Kali
    Tidak semua pintu kebaikan akan terbuka kembali. Kadang kita hanya diberi satu momen untuk menolong, bersedekah, atau meminta maaf.

Cara Menghindari Kebiasaan Menunda Amal

  • Sadari Keberkahan Waktu
    Lihatlah waktu sebagai ladang amal, bukan beban. Bahkan satu menit bisa diisi dengan zikir, istighfar, atau doa.

  • Buat Prioritas Ibadah Harian
    Jadwalkan amal-amal penting seperti tilawah, shalat sunah, atau sedekah rutin.

  • Berdoa Minta Keistiqamahan
    Mintalah pada Allah agar diberi kekuatan untuk segera melakukan amal tanpa menunggu waktu yang “sempurna”.

Amal Adalah Investasi Abadi

Dalam perjalanan hidup menuju akhirat, amal adalah bekal utama yang akan menyelamatkan kita. Jangan menunggu sempurna untuk mulai berbuat baik, karena Allah tidak menilai hasil, tapi menilai niat dan usaha kita.

“Bersegeralah kamu (mengerjakan amal-amal yang baik) sebelum datangnya berbagai fitnah...”
(HR. Muslim)

Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-Nya yang cepat tanggap terhadap kebaikan dan tidak lalai dalam memperbaiki diri. Aamiin.