Pesantren Mandiri: PPPA Daarul Qur’an Jatim Dorong Ekonomi Berbasis Santri di Nganjuk

Pesantren Mandiri: PPPA Daarul Qur’an Jatim Dorong Ekonomi Berbasis Santri di Nganjuk

Nganjuk – Pesantren kini tidak hanya dipandang sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga mulai mengambil peran strategis dalam penguatan ekonomi umat. Hal ini tergambar dari langkah PPPA Daarul Qur’an Jawa Timur yang menyerahkan bantuan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren kepada Pondok Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab, Nganjuk, Ahad (8/9).

Program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan kemandirian pesantren di tengah dinamika sosial ekonomi masyarakat. Bantuan yang diberikan tidak semata berupa modal usaha, tetapi juga meliputi pendampingan manajerial, pembinaan santri, hingga penguatan kapasitas kelembagaan agar pesantren mampu mengelola unit-unit usaha secara profesional.

Perwakilan PPPA Daarul Qur’an Jawa Timur menegaskan bahwa pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren adalah bagian dari strategi besar membangun kemandirian umat. “Pesantren memiliki potensi besar, karena di dalamnya ada sumber daya manusia yang kuat, kultur gotong royong, serta kedekatan dengan masyarakat. Jika potensi ini dikelola dengan baik, pesantren bisa menjadi episentrum ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Di sisi lain, Pondok Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab menyambut dengan penuh optimisme. Bantuan ini akan diarahkan pada pengembangan unit usaha pesantren yang selama ini sudah berjalan, sekaligus membuka peluang usaha baru yang berbasis santri. “Kami menyadari, tantangan pesantren hari ini bukan hanya mencetak santri yang alim, tetapi juga santri yang mandiri. Dengan adanya dukungan ini, kami yakin pesantren bisa berperan lebih luas dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,” ungkap pimpinan pesantren.

Laporan Kementerian Agama menyebutkan, saat ini terdapat lebih dari 6 juta santri yang tersebar di 30 ribu pesantren di Indonesia. Jawa Timur menempati posisi tertinggi dengan lebih dari 6 ribu pesantren aktif. Namun, sebagian besar pesantren masih menghadapi keterbatasan dalam hal kemandirian finansial. Program seperti yang dijalankan PPPA Daarul Qur’an di Nganjuk menjadi salah satu model yang dinilai mampu menjawab persoalan klasik tersebut.

Lebih jauh, program ini juga sejalan dengan agenda global sustainable development goals (SDGs), khususnya dalam aspek peningkatan pendidikan berkualitas dan pengentasan kemiskinan. Pesantren yang mandiri di bidang ekonomi bukan hanya menopang keberlangsungan lembaganya, tetapi juga membuka akses kesejahteraan bagi ribuan santri dan masyarakat sekitar.

Dengan dukungan ini, Pondok Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab diharapkan bisa menjadi role model pesantren yang mampu menyeimbangkan fungsi tradisionalnya sebagai pusat pendidikan agama dengan peran baru sebagai lokomotif ekonomi umat.

Oleh: Diah Fitriatus Sholihah-PPPA Daarul Qur’an Jawa Timur