Jejak Imam Muda di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Ramadan telah memasuki hari ke-enamnya. Perjalanan para imam muda untuk mendawamkan Qur'an pun semakin menantang sebab tak hanya kota-kota besar yang mereka kunjungi tapi juga ke kampung-kampung kecil di pelosok Indonesia.
Sebut saja Farhan Alfarizi dan Azhar Khalid, para santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Tangerang itu harus menyebrangi lautan selama hampir tiga jam dari Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) untuk sampai ke Pulau Sebatik yang merupakan pulau perbatasan Indonesia-Malaysia.
Kehadiran para imam muda pun disambut baik masyarakat Pulau Sebatik khususnya anak-anak, mereka terinspirasi untuk menjadi penghafal Alqur'an setelah para imam memimpin salat Isya dan tarawih berjamaah di Masjid Nurul Huda, Pulau Sebatik.
"Masyarakat sangat antusias sekali dan ingin anak-anak juga bisa seperti imam muda, malahan pada minta mereka kalau bisa jangan cuma satu malam saja," ujar Koordinator PPPA Daarul Qur'an Cabang Kaltara, Muhammad Ilham.
Farhan Alfarizi salah satu imam muda mengaku bahagia bisa berbagi motivasi Qur'an kepada masyarakat Pulau Sebatik. Begitu pula dengan Azhar Khalid, perjalanan panjang menyebang dari laut satu ke laut yang lain tak sebanding dengan pelajaran hidup yang ia dapat dari setiap langkahnya di kepulauan Kalimantan itu.
"Alhamdulillah bisa sampai ke perbatasan Indonesia-Malaysia, bisa menginjakkan kaki di negara Malaysia meskipun di perbatasannya saja," ucap Azhar.
Farhan dan Azhar akan terus berjelajah ke masjid-masjid di kepulauan Kalimantan hingga 29 Ramadan nanti. Begitu pula langkah puluhan imam muda lainnya di seluruh penjuru Indonesia dan beberapa negara di Asia untuk menebar dakwah dan memotivasi masyarakat agar mencintai Alqur'an dan menjadikannya pedoman hidup.
Seluruh masyarakat, donatur dan jemaah PPPA Daarul Qur'an bisa terlibat mendukung dakwah para imam muda dengan berdonasi di sedekahonline.com.