Kajian Muslimah Daqu: Bahas Hikmah bagian 5 Kitab Al-Hikam
Kajian rutin muslimah Daarul Quran kembali digelar pada Rabu, (10/10) yang bertajuk “Bersungguh-sungguh Terhadap yang Sudah Dijamin Allah" bertempat di Masjid Alumni IPB Bogor.
Kajian rutin muslimah Daarul Quran kembali digelar pada Rabu, (10/10) yang bertajuk “Bersungguh-sungguh Terhadap yang Sudah Dijamin Allah" bertempat di Masjid Alumni IPB Bogor.
Kajian yang dihadiri ratusan muslimah baik dari kalangan ibu rumah tangga dan remaja sekitar Kota Bogor yang dimoderatori oleh Ceceu Karwati dengan penuh semangat. Dan tak lupa untuk menambah keberkahan acara pagi itu, tim sholawat Muslimah Daarul Quran memulainya dengan tilawah bersama dilanjut dengan pembacaan sholawat.
Hadir Ustadz Dadang Holiyulloh sebagai narasumber. Dalam tausiyahnya beliau mengatakan dari perkataannya Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh yang memiliki arti “Kesungguhanmu untuk mencapai sesuatu yang telah dijamin pasti akan sampai kepadamu, dan (disertai) keteledoranmu terhadap kewajiban-kewajiban yang telah diamanatkan (ditugaskan) kepadamu, itu membuktikan butanya mata hatimu.”
Maksud dari perkataan tersebut bahwa kesungguhanmu meraih apa yang telah dijamin oleh Allah untukmu, dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu itu merupakan bukti butanya mata hatimu.
Ustadz Dadang melanjutkan, seseorang yang rajin dalam mencari rezeki akan tetapi teledor dalam beribadah itu menunjukkan butanya mata hati orang tersebut. Karena sejatinya Allah SWT sudah menanggung rezeki untuk hambanya.
Seperti dijelaskan dalam quran surah Al-Ankabūt : 60 yang memiliki arti “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri, Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu.”
Diakhir penyampainya beliau mengatakan kepada jamaah bahwa barang siapa yang disibukkan padahal yang sudah ditanggung oleh Allah dan malah meninggalkan yang diperintahkan oleh-Nya, maka amat bodohlah orang tersebut, dan sungguh ia benar-benar melupakan Allah. Bukankah kewajiban seorang hamba adalah menyibukkan diri pada apa yang diperintah, dan meninggalkan apa yang sudah ditanggung Allah ? Tidakkah engkau renungkan, jika Allah saja memberikan rezeki kepada orang yang ahli berbuat kekufuran, maka tidakkah Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang beriman dan berbuat ketaatan? Maka jelaslah, bahwa perkara rezeki itu sudah ditanggung untukmu dan perkara ibadah itu dituntut untukmu untuk bersungguh-sungguh melaksanakannya.
Para jamaah tampak sangat khusyu’ mendengarkan materi dan tausyiah yang disampaikan hingga acara ditutup dengan muhasabah dan do’a.