Kakek Sajim, Penjual Balon Tiup Keliling

Kakek Sajim, Penjual Balon Tiup Keliling
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Kakek Sajim sudah lama hidup sebatang kara. Usianya sudah hampir 80 tahunan. Istrinya pun sudah lama meninggal dunia, sedangkan anak-anaknya pergi merantau dan sudah berkeluarga. Selama belasan tahun Ia hidup sendirian di daerah Argasunya, Cirebon.

Untuk makan sehari-hari Kakek Sajim bekerja sebagai penjual balon tiup keliling. Meski penghasilannya hanya 10 ribu perhari, ia selalu bersyukur kepada Allah. Prinsipnya ialah, hidup dalam kekurangan, bukan alasan untuk berhenti berbagi.

Usianya memang sudah tua, tapi semangat Kakek Sajim untuk mencari rizki dan berbagi layaknya anak muda zaman now. Saat ditemui PPPA Daarul Qur’an Cirebon pada Rabu (20/5) pun ia selalu melempar senyum, seolah tak ada beban pikiran.

Melihat perjuangan Kakek Sajim yang gigih dalam mengais rizki, PPPA Daarul Qur’an Cirebon samgat mengapresiasi kerja kerasnya. "Jiwa besar Pak Sajim patut kita tiru" tutur Fakhrul Ardi, salah satu tim program PPPA Daarul Qur’an Cirebon.

PPPA Daarul Qur’an Cirebon pun memberikan bantuan untuk Kakek Sajim berupa paket sembako. Benar saja, ia sangat senang menerimanya. Senyum dan kebahagiaan Kakek Sajim terlihat sangat menyayat hati. Lewat senyumnya, ia seolah-olah berbicara bahwa sembako tersebut adalah hadiah yang sangat istimewa baginya.

"Yaa Allah terima kasih, saya bersyukur diberi bantuan sembako oleh PPPA Daarul Qur’an, Insya Allah nanti saya juga akan berbagi untuk yang membutuhkan lainnya. Terima kasih banyak" ujar Kakek Sajim.

Hal yang sangat jarang ditemui. Bagaimana kedermawanan Kakek Sajim, di tengah kekurangannya ia masih memikirkan nasib mereka yang juga tidak mampu. Sifat inilah yang layaknya menjadi contoh; berjiwa besar untuk selalu berbagi meski hidup dalam kemiskinan. Maka janganlah menilai diri ini yang paling menderita, lihatlah yang ada di bawah sana agar selalu bersyukur. (royana/dio)